Kamis, 29 Desember 2011

Pendakian Gunung Lawu (3265 m dpal)

Kala itu pendakianku dimulai dari kebimbanganku untuk ikut apa tidak. Akhirnya tekad dari pikiranku membawaku dalam pendakian itu. Kamis, 8 Desember 2011 sore hari, aku packing segera seperti biasa, mungkin di pendakianku ke gunung ke-4 ini, aku sudah terbiasa kebutuhan penting apa yang harus aku bawa. Pendakian ini di planning dan di ketuai oleh Anes, maklum dia lagi on fire dalam hal naik gunung. Tanpa searching informasi di internet, aku merasa penasaran seperti apa medan dalam pendakian nanti. Katanya gunung ini merupakan gunung terdingin di Jawa, tapi apakah benar? dan aku sedikit penasaran seberapa dinginnya temperatur di ketinggian itu.

Jumat, 9 Desember 2011, pukul 09.00 kita berkumpul di HMPG, ternyata yang ikut gak hanya sedikit, malah tambah personil-personil baru. Pendakian kali ini, aku merasa paling tua, yaa karena anak-anak Geografi  lainnya masih angkatan 2010. Jam 10.30 kita ber-15 beserta anggota PALAGA telah sampai di Lempuyangan. Langsung kita serbu tiket kereta Pramex, menurutku kereta ini merupakan kereta favorit ya hampir sama kayak kereta di Jepang atau Korea.

Seperti biasa kita harus menunggu datangnya kereta sambil bercanda dan bercengkrama hal-hal yang tidak bermutu. Ya begitulah anak-anak muda, memang indahnya masa muda. Aku rasa moment seperti itu harus diabadikan dengan foto-foto, termasuk menuliskan ceritanya pada blog ini. Aku percaya

Senin, 19 Desember 2011

PERSIAPAN BERSEPEDA MALAM HARI

Bersepeda pada malam hari cukup disukai beberapa orang. Cuaca yang tak panas dan lalu lintas yang tak terlalu padat menjadi beberapa pertimbangan. Namun, bersepeda pada malam hari, ternyata beda dengan bersepeda dengan siang hari. Nah, berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya anda persiapkan berdasarkan informasi dari Polygon Bicycle School.

1.    HELM
Pelindung kepala ini merupakan wajib dikenakan setiap saat anda bersepeda pada malam hari. Helm juga berfungsi melindungi kepala dari terpaan angin malam pada bagian atas kepala.
2.    LAMPU DEPAN
Alat ini berguna menerangi jalan di depan sepeda kita. Selain itu, juga bermanfaat sebagai informasi bagi pengendara lain di depan akan keberadaan sepedakita. Gunakan lampu depan yang cukup terang dan mampu menembus kabut atau asap.
3.    LAMPU BELAKANG
Alat tambahan ini berguna untuk menginformasikan keberadaan kita kepada pengguna jalan lainnya yang berada di belakang. Gunakan lampu berwarna merah dan memiliki tingkat keterangan yang cukup dan tak menyilaukan.
4.    REFLEKTOR
Peranti pemantul cahaya ini juga termasuk tepat bila digunakan sebagai tambahan lampu depan dan belakang. Reflector sangat bermanfaat sebagai informasi bagi pengendara lain mengenai keberadaan kita. Dua warna reflector yang lazim dipakai, putih untuk depan dan merah untuk bagian buritan sepeda. Bisa juga anda memilih busana berwarna cerah yang sudah dilengkapi dengan bahan reflector yang dikenakan selama bersepeda dalam kondisi gelap.
5.    TOOLKIT SEPEDA
Ini perlu, buat jaga-jaga apabila sepeda kita mengalami masalah di jalan. Pasalnya pada malam hari jarang ada bengkel untuk meminjami kunci sepeda. Lengkapi pula toolkit  ini dengan sendok pembuka ban, ban dalam cadangan, serta pompa ban mini.
6.    PAKAIAN
Kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat serta berwarna cerah dan menyala agar mudah terlihat. Rompi atau jaket tipis penahan dingin (windbreaker)  juga baik digunakan saat bersepeda malam hari. Kenakan glove (sarung tangan) yang memiliki reflector, sehingga bisa berfungsi sebagai informasi kepada pengendara bermotor lain saat kita hendak berbelok.
7.    BEL ATAU KLAKSON MINI
Gunakan bel sepeda saat ingin member tanda atau meminta jalan kepada pengguna jalan lainnya.
8.    MINUM
Meski tak cepat kehausan saat bersepeda di malam hari, usahakan untuk tetap mengonsumsi air secara berkala. Usai bersepeda, sebisa mungkin mengonsumsi segelas air hangat untuk mengondisikan suhu tubuh ke normal.

Minggu, 18 Desember 2011

GUNUNG BROMO: GUNUNG INDAH DI DUNIA


“Siapa yang tak tahu gunung Bromo? Kawah yang mengepul dari gunung tersebut menjadi pemandangan yang memesona. Belum lagi puncak Pananjakan, yang dari sini wisatawan bisa menikmati sinar jingga matahari terbit yang lamat-lamat menyinari Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru, selalu berhasil membuat decak kagum.”

Akses menuju gunung Bromo dapat ditempuh melalui Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo yang dinilai akses paling strategis karena dapat menghubungkan jalur wisata lainnya seperti ke Bali maupun Yogyakarta melalui jalur Pantura Jawa Timur.
Posisi tersebut, yang dibarengi dengan besarnya daya tarik kawasan wisata gunung Bromo, memungkinkan kabupaten seluas lebih dari 1.696,17 km2 ini bisa menyediakan fasilitas maupun sarana-sarana yang mendukung wisata di gunung tersebut, dengan maksud agar membuka potensi-potensi wisata lingkungan lainnya di Kabupaten Probolinggo.
Potensi
Kabupaten Probolinggo memang bukannya tidak memiliki potensi wisata untuk dikembangkan. Tengok saja, wisata gunung sampai laut di Selat Madura membuat kabupaten ini memiliki peluang besar untuk “menggarap” para wisatawan yang melewati daerah di sebelah tenggara Surabaya ini.
Sebagai contoh, di Selat Madura ada Pulau Gilikketapang yang sejatinya tentu bisa menunjang wisata bahari. Pulau Giliketapang berjarak 5 mil dari Pelabuhan Ujung Tembaga, dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 30 menit dengan naik perahu motor. Di pulau seluas 68 ha ini, sebagian besar penduduknya adalah suku Madura dan hampir 90% terdiri dari para nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut.
Menurut situs resmi Kabupaten Ketapang, yang unik dari pulau tersebut adalah kepercayaan masyarakat setempat tentang asal-usul nama Gili Ketapang. Dikatakan bahwa pulau ini memiliki tenaga ghaib yang dapat bergerak lamban di tengah laut. Semula pulau ini menjadi satu dengan daratan Desa Ketapang, ketika gunung Semeru Meletus, terjadilah gempa bumi yang dahsyat sehingga sebagian daratan desa Ketapang terpisah ke tengah laut sekitar 5 mil dari kota Probolinggo sebagian daratan itu menjadi sebuh pulau yang bergerak. Oleh sebab itu masyarakat setempat menyebut pulau tersebut dengan nama Gili Ketapang berasal dari bahasa Madura yang artinya mengalir, sedangkan Ketapang adalah nama asal desanya.
Potensi wisata bahari lainnya diproyeksikan pada pengembangan Pantai Bentar dengan upaya reklamasi. Tujuan reklamasi itu untuk menyediakan ruang tambahan bagi penyediaan fasilitas penginapan wisatawan. Sementara itu, potensi-potensi wisata lainnya meliputi pemandangan laut di Paiton, arung jeram di Sungai Pekalen dan wisata agribisnis di Kecamatan Krucil.
Di sisi lain, Kabupaten Probolinggo tampaknya juga menjanjikan peluang usaha yang mendukung pariwisata, khususnya di gunung Bromo. Usaha tersebut misalnya penginapan, karena umumnya orang-orang yang pergi ke Bromo akan berangkat dini hari untuk “mengejar” matahari terbit; transportasi yang mampu membawa wisatawan ke kawasan wisata gunung Bromo;guide; atau menyediakan informasi yang dibutuhkan agar wisatawan juga merasa tenang dan senang. [ditulis dan ditambahkan dari Sumber: ASP Kompas, 13/12/11]

SEJURUS PIKAT DARI SULAWESI UTARA


“Apa yang ada di dalam benak Anda ketika mendengar nama Sulawesi Utara? Makanan khasnya yang unik, alamnya yang menampilkan pegunungan dan lautan sekaligus, atau menyelam dan menikmati kecantikan alam bawah lautnya?”

Dari pertanyaan diatas jawabannya bisa beragam, tergantung selera setiap orang yang menyambangi Sulawesi Utara. Soal makanan, jangan ditanya. Makanan khas Manado terkenal dengan kekayaan bumbu dan kemampuannya memikat lidah, sekaligus membuat berkeringat karena pedas. Di sini pulalah anda bisa menemui beragam makanan yang mungkin sebelumnya tak terbayang.
Beberapa tahun terakhir, nama Manado kian melambung berkat keindahan alam bawah lautnya. Apalagi kalau bukan Bunaken. Obyek wisata ini sudah lama dikenal dan menjadi primadona di provinsi tersebut. Keindahan taman laut dan satwa yang ada di dalamnya berhasil memikat banyak orang untuk berkunjung kesana.

Hal ini telah dimulai sejak tahun 1971, ketika namanya mulai melambung di antara pencinta dunia taman laut. Dua puluh tahun kemudian, tepatnya pada 24 Desember 1991, Soeharto (Presiden pada masa itu) meresmikan perairan Bunaken bersama perairan Pulau Manado Tua dan Siladen menjadi Taman Nasional Bunaken.
Pulau Siladen yang letaknya tak jauh dari Bunaken memang memiliki pemandangan yang tak kalah memukau. Melihat kekayaan dan keindahan berupa tanaman laut serta hewan yang ada di Bunaken dan Siladen tentu akan menjadi petualangan yang menyenangkan.

Pengalaman ini tentu menjadi lebih berkesan dengan adanya Pulau Manado Tua di wilayah tersebut yang menjanjikan pemandangan yang menarik. Menikmatu Gunung Manado Tua yang gagah dari kejauhan disertai hilir mudik perahu di perairan tersebut tentu menjadi pemandangan yang menyenangkan dan menjadi obyek foto yang menarik.
Jelas kunjungan ke wilayah ini tak akan lengkap jika tidak menyambangi keindahan alam yang ada di bawah perairan. Bagi para pehobi menyelam dan snorkeling tentu tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan aktivitas tersebut.
Lantas bagaimana bagi mereka yang tidak bisa atau tidak ingin menyelam dan berbasah-basah di air? Tak perlu khawatir karena di sana disediakan pula glass bottom boat sebuah perahu yang berkaca di bagian dasarnya. Lewat kaca bening itulah keindahan alam bawah laut Bunaken dapat dinikmati. Terumbu karang, ganggang laut, serta satwa-satwa berwarna-warni yang ada di dalamnya tersaji dengan indah.

Setelah puas menikmati pemandangan tersebut, luangkan sedikit waktu untuk datang ke Pulau Siladen dan menikmati atraksi-atraksi wisata yang ada di sana. Atau bisa juga berkunjung ke beberapa obyek-obyek wisata di Sulawesi Utara yang unik, menarik dan tentunya saying kalau dilewatkan begitu saja. [ditulis dan ditambahkan dari Sumber: ADT kompas, 7/12/11]

Senin, 28 November 2011

Penakhlukan Perjalanan Ke Gunung Gede Pangrango (Page 2)

Hari ketiga Sabtu, 12 November 2011
Tanggal sudah berganti, jam 5.00 bangun n solat shubuh habis itu sudah tidak bisa tidur lagi. So aku mutusin untuk menyiapkan and packing, kemudian satu persatu semuanya telah bangun. Ternyata molor juga, dimana rencana pendakian jam 8.00 tapi kita harus makan di kantin selo. Aku pesen nasgor ma coffemix, tau gak setelah bayar eitts habis 13 ribu. Wuihh macem banget, harap maklum. Langsung pukul 9.30 kita baru mulai jalan pendakian.

Sampai di telaga biru foto dulu ahh… sebenarnya medan yang kita lewati masih berupa tangga batu, jadi gak terlalu berat. Memang anggapan pendakian Gunung Gede Pangrango sangat cocok bagi para pendaki pemula. Waktu pendakian itu banyak banget pengunjung terutama anak-anak SMA, ada juga kelompok-kelompok pengamat burung, peneliti vegetasi and masih banyak lagi. Kita pun saling menyapa.

Akhirya kita terpisah menjadi 3 golongan, di pendakian yang depan ada Ms Warih, Deni N Anes, Kemudian di tengah cewek ber-4 Aku, Mb Nia, Mb Mifta, Riris, di belakang ada cowok-cowok sisanya. Sampai dikira kita pendaki Cuma cewek-cewek aja, tak jarang setiap jalan setapak yang kita lewati dihadang

Kamis, 24 November 2011

Penakhlukan Perjalanan Ke Gunung Gede Pangrango (Page 1)

“Setidaknya waktu perjalanan ini membuatku lebih mau belajar untuk memaknai kehidupan yang selalu mengandung kasih dan pesona-Nya”

Perasaan yang sama ketika aku memutuskan untuk mengikuti langkah pendakian, menguatkan keyakinan bahwa aku mampu dan bisa menakhlukannya, tapi selalu mendapatkan bayangan-bayangan imajinasi lain yang membelenggu. Namun aku tutup rapat-rapat bayangan-bayangan itu dan aku harus pergi untuk menyambangi puncak gunung itu yakni gunung Gede Pangrango.

Hari pertama Kamis, 10 November 2011
Merupakan start hari dimana aku dan mungkin ke-11 teman-temanku sudah menyiapkan untuk packing dan berangkat menuju perjalanan yang telah dinanti-nantikan. Semua rencana, registrasi, administrasi, keuangan, mental telah disiapkan secara seksama. Pukul 20.20 kita sudah harus stand by di stasiun rakyat kelas ekonomi di Lempuyangan, kelas kereta yang selalu jadi pilihan favorit, yang cukup suitable bagi anak-anak petualang seperti kami.

Kulihat dari seberang teman-teman sudah berkerumun di teras stasiun, ada Ms Bangkit, Ms Jibon, Ms Lukman, Ms Komeng, Ms Resi, Ms Warih, Deni, Riris, Mb Miphta, Mb Nia,  aku dan Anes yang datang paling akhir. Tentunya membuat kegelisahan hati temen-temen akibat keterlambatannya. Tapi tak apa mungkin hanya ada kesalahan teknis kecil, dan tentunya bisa diselesaikan.

Tiba-tiba kereta ekonomi itu menyapaku dengan jeritan gesekan relnya yang mampu mendesirkan dan memecahkan lamunanku. Perjalanan kali ini berbeda dengan sebelumnya, biasanya aku naik kereta ke arah timur, tapi kalau ini ke barat. Semuanya segera memburu tempat duduk, namun semua

Kamis, 17 November 2011

PESONA GUNUNG BERAPI

Gunung berapi adalah ironi. Letusannya mematikan sekaligus menghidupi. Diberkahi kesuburan tanahnya karena abu vulkanik ratusan gunung berapi yang berjajar, hingga membuat Indonesia dijuluki sebagai Zamrud Khatulistiwa. Nusantara adalah negeri yang retas karena dililit cincin api dunia. Kita seharusnya menyadari keunikan alam Indonesia dan menggalinya lebih dalam dengan menggapai dan menyambangi puncak-puncaknya.


Aku punya mimpi untuk bisa mengeksplorasi gunung berapi dan lempeng benua di Indonesia, serta menyinggahi 92 pulau-pulau terdepan Indonesia

Selasa, 01 November 2011

PENDAKIAN MERAPI (2968 m dpal) PASCA ERUPSI

"Berkat pendakian gunung Merapi yang fenomenal membuatku lebih mengerti betapa kecilnya insan manusia di hadapan Sang Khalik"

Tanpa sengaja dengan momentum hari yang pas untuk memperingati hari Sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2011. Anak-anak geografi 2008 ngadaain gathering petualangan ke tiga tempat, yakni: Bromo, Ngelanggeran dan Merapi. Aku pun salah satu yang mengikuti untuk memilih mendaki gunung fenomenal tersebut, yang kata Cak Nun merupakan direktur gunung api dunia yaitu Merapi.

Hari Jumat sore pukul 16.00 kita kumpul di basecamp HMPG tercinta, kita semua sudah bersiap dengan bawaan tas dan carrier masing-masing. Akhirnya tim pendaki merapi sudah ready untuk berangkat. Tim itu terdiri dari Resi, Jo, Pamungkas, Sapto, Thomas, Baskoro, Deni, Anes, Jay, Upik, dan aku. Berharap dalam pendakian nanti kita jadi tim yang solid dan penuh kejutan.


Basecamp pertama, kita sampai sekitar pukul 19.00, ya karena dalam perjalanan kita harus didampingi oleh rintikan gerimis jadi lama dalam

Rabu, 26 Oktober 2011

Jejak Memori: Pundong pernah bersholawat dengan Habib Syech


Sedikit cerita aja, Alhamdulillah pada hari Selasa, 26 Oktober 2011 acara Pundong bersholawat berjalan dengan lancar dan sukses. Yaa tentu saja berkat kerja keras panitia, salutt pokoknya.

Teringat ketika pertama kalinya aku mengikuti Jamaah Ahbabul Mustofa yakni di PonPes Al Munawwir Krapyak tanggal 27 Mei 2009, sekitar 2 tahun yang lalu. Aku, Uun, Anis, Mb Watik, Dewik punya mimpi dan pertanyaan besar, kapan yaa kira-kira Habib Syech di Panjangrejo? Mungkin itu hanya sebuah imajinasi mimpi aja. He…


Namun mimpi tersebut telah terwujud sekarang dan pertanyaan besar pun telah terjawab dengan dibuktikannya dengan malam itu juga Pundong bersholawat bersama Habib Syech. Karena tempat transit dan istirahat Habib Syech di “Bebek Goreng pak Kabul”, so sepulang sholawat aku ingin salim and foto-foto. Dengan menyetting rencana matang aku ingin sekali foto dengan Habib. Yaa karena menunggu diluar akhirnya dapet fotonya Cuma dengan mobilnya. Hikkss tapi tak apalah…

 Foto-foto dengan Tobing aja…


Tapi Alhamdulillah, setidaknya bisa minta doa and salim dengan beliau. Mungkin kesempatan untuk bisa foto ada dilain waktu. Tapi aku agak iri dengan Bapakku yang bisa foto dengan Habib di sampingnya lagi.

Hiks…never mind.

Kamis, 20 Oktober 2011

Menguak Seuntai Puisi


Setidaknya mengenang dan membaca kembali diary kecilku di masa SMP menyebabkan diriku harus membaca puisimu yang masih tersimpan...Momen yang aneh bila dikenangkan...di umurku yang masih 15 tahun, di masa yang sudah berlalu.



RUPA-RUPA SEMU

Kala kilau terbias dari wajah diam yang terbentang
Pesona beribu warna mengundang arti
Mata-mata semu terlelap menatap
Imaji melayang bak puisi-puisi mimpi
Yang terbijak lantang berdendang

Rupa-Rupa semu…
Selami hati dengan budi
Ranting patah dihati mati
Nan kering di tanah
Hilang badan terjebak oleh imaji-imaji mimpi
Rupa-rupa semu…
(Puisi from Albert to Qiamyna at Friday, 4 Maret 2005)

Merah temaram nanar
Seakan ingin menyeruak
Diantara kekeringan pekat
Kubaringkan angan diatas permadani
Bersulam mimpi
Begitu lelah
Tampak di wajah malam
(Puisi from Albert to Qiamyna at 6 Maret 2005)



DEWI MALAM

Malam berkabut di puncak Turgo
Sang Dewi malam enggan melantunkan tembang-tembang sunyi
Pekat serasa menyelimuti relung imaji
Pun celoteh malam kian lirih
Mengiringi tarian resah
Sang jiwa mati
(Puisi from Albert to Qiamyna at 13 Maret 2005, Puncak Turgo Kaliurang 00.25)


Santunmu…
Adalah lantunan perkusi yang menyapa
Irama-irama mantranya yang melagu
Meninabobokan jiwa yang gundah
Tapi…
Mengapa sang pelantun mesti bersembunyi
Dibalik kesunyian

Ketika malam berharap pelangi
Tuk sanding bulan
Mungkin…
Aku bagai memintal buih
Menjadi permadani
(Puisi from Albert to Qiamyna at 28 Maret 2005)



NYANYIAN HATI

Bukanlah matahari atau indahnya purnama
Bukan pula gerhana ataupun tajamnya pedang
Resah, gundah, kerinduan
Tiada lain hanya alunan-alunan imaji dalam diri
Yang ingin kuterbangkan bersama angin
Hingga merasuk ke relung-relung istana hati

Namun andai itu tiada arti
Cukuplah bijak dengan sedikit senyum
Dan lambaian tangan
Tutuplah rapat-rapat
Pintu dan jendela istana hatimu
Biarlah sang waktu yang akan menggiring mimpi-mimpi ini
Dengan tembang-tembang sunyi
(Puisi from Albert to Qiamyna at 28 Maret 2005)

Senin, 17 Oktober 2011

Kebersamaan Ruang Hati dengan Teman-Teman Meca Rica

Tidak tau kenapa aku ingin share untuk menuliskannya, mungkin aku anggap ini moment yang menyenangkan. Setelah acara Makrab Geografi 2011 di Kaliurang selesai out bond, kami anak-anak geografi 08, segera pulang. Rencana waktu itu katanya anak-anak Meca Rica mau mampir ke simbah Imanul, tepatnya hari Minggu, 16 Oktober 2011 karena minggu sore itu aku harus TPA aku bilang ma JO kalau langsung pulang aja.

Sesampai di persimpangan jalan Kaliurang ke arah Pakem itu, dengan seksama aku langsung bilang ke JO, ikut belok mampir ke simbah Imanul aj JO!!! Langsung aja dia banting setir mengikuti perintahku. “Kamu memang crazy og min”, Kata Jo. Hah ha… gak tau kenapa sampai sekarang aku tu masih plin-plan, yang kata dimas, masih seperti anak SMA.

Akhirnya beberapa orang mampir ke simbah Imanul, kalau diinget-inget ada Pak Taka, Zein, Dimas, Imanul, Gogon, Dono, Jo, Puron, Tarom, Wawan, Rohmad, Simes, Aku, Anes, dan Icha. Tadinya Adi ma Umam juga ada, tapi pulang karena suatu hal. Never mind…

Ternyata simbah Inul sudah menyiapkan banyak ikan yang sudah digoreng, tapi anak-anak minta di bakar yaach, terutama Dimas yang banyak request. Akhirnya kita yang bakar sebenarnya seneng juga, nyiapin anglo, areng, bakar bersama. Untungnya aku ikut mampir, coba kalau enggak bakal ketinggalan moment ini tentunya.

Semua ikan sudah matang terbakar, tentu saja dengan aroma yang

Minggu, 09 Oktober 2011

Pendakian Gunung Merbabu (3142 m dpal) Th 2009

(Sekedar menuliskan jejak memori yang masih terekam....) 

Pendakian pertama momon di Gunung Merbabu (3142 m dpal) 
Masih agak ingat dan banyakan lupa, kalo gak salah pada tanggal 22 Maret 2009, waktu itu bidang MiBa HMPG ngadain expedisi mendaki ke merbabu. Ya, karena belum pernah naik gunung jadi, aku memutuskan untuk ikut, katanya medan pendakian Gunung Merbabu tidak terlalu berat sehingga cocok bagi pendaki pemula kayak aku.

Gunung Merbabu memiliki panorama yang sangat indah, sama seperti pemandangan gunung-gunung yang lainnya. Walaupun gunung ini sudah tidak aktif lagi namun sebagai pendaki harus memperhatikan potensi bahaya yang ada ketika mau mendaki. Seperti halnya udara dingin, kabut tebal, serta ketiadaan sumber air, apalagi waktu itu baru musim penghujan sehingga harus ekstra hati-hati.

Waktu itu merupakan pendakian massal sehingga kebetulan yang ikut mendaki banyak banget, untuk itu kita juga dibagi kedalam kelompok-kelompok. Setelah tiba di basecamp start pemberangkatan pendakian diberitahukan bahwa pendakian akan melewati Jalur Selo. Yaitu dimulai dari

Rabu, 05 Oktober 2011

Jejak Perjalanan Escarpment di Sand Dunes Gumuk Pasir Parangtritis

Tahun 2008, awal menjadi Mahasiswa Baru di jurusan Pendidikan Geografi ada pengumuman, bahwa Maba Geografi wajib mengikuti Escarpment. Yaa...dari kemelut pikiran kami, penuh bertanya-tanya apa itu Escarpment? Apa rangkaian acaranya? Terus kenapa wajib?

Setelah mengikuti pembekalan-pembekalan dan TM setidaknya tau juga apa itu escarpmet, dengan barang-barang yang harus dibawa. Waktu itu aku masih ingat kelompok Escarpmentku dulu namanya "Karst" kelompoknya terdiri dari aku, Dimas, Inayah, Dita, Suci, Pak Taka, Riang, Cendekia, Edi and yang lainnya aku udah tak ingat sapa lagi. Medan yang kita lewatin yaitu Baturagung Range dan Gunung Sewu,, huuhh capeknya. Dapet plonco juga, he he lumayan berkesan. he h...

Tahun 2009, yaa...karena  waktu itu momon jadi Kabid PPO HMPG sehingga aku ikut menjadi panitia Escarpment. Nah di tahun 2009 bentuk jalur lintasannya dirubah, yang tadinya susur bukit dan gunung dirubah menjadi

Terselip Kebahagiaan di Beranda Rumah Sakit

Tiba-tiba aku berada di depan RS PKU Muhammadiyah Bantul, datang-pergi bolak-balik karena aku nungguin Musa. Mm...karena tidak boleh masuk ke kamar bayi jadi aku hanya stand di kursi tamu. Waktu itu, aku melihat betapa indahnya kehangatan sebuah keluarga.

Disebelahku yang juga sedang menunggu cucunya untuk segera di bawa pulang ke rumah. Aku melihat semburat di wajah mereka bersinar bahagia... Ayah & Ibu yang segera mengajak pulang bayi mereka. Aku juga sempat mengobrol dengan keluarga mereka. Keluarga yang sederhana pasti, terlihat dari bahasa mereka, barang bawaan yang mereka bawa, pisang dan makanan yang sangat banyak. Mengenakan pakaian yang biasa, tapi itulah kenyataan kebahagiaan.

Apalah arti hidup jika takut dengan kenyataan dan terbelenggu oleh kebutaan gengsi. Malahh, salah satu dari keluarga mereka ada yang menjenguk dengan hanya naik sepeda Onthel. Padahal katanya jaraknya jauh dari rumahnya. Tapi menurutku bapak yang datang dengan bersepeda tadi datang dengan simpul kebahagiaan cinta yang tulus, yang menggunakan sepeda dengan ikhlas tanpa embel-embel bergaya untuk mengikuti Fun Bike...Tapi datang dengan kayuhan sepeda yang penuh cinta dan pengorbanan.

Aku pikir itulah kebahagiaan di waktu itu, aku yang sedang duduk di sisi mereka pun ikut merasakannya...

Dan aku berdoa, mudah-mudahan Musa juga cepet sembuh dan bisa dibawa pulang ke rumah. amien ya Rabb...

Jumat, 30 September 2011

Bantul Bersepeda

Mendengar nama sepeda orang pasti tahu alat transportasi yang murah dan ramah lingkungan tentunya. Namun seiring berkembangnya zaman, sepeda seolah keluar dari "esensinya" mulai dari untuk olah raga, hobi, gaya atau hanya sekedar untuk dikoleksi.

Berkembangnya zaman yang menuntut sepeda lebih bisa dinikmati atau dipergunakan bukan sekedar alat transportasi, lahir pula sepeda dengan berbagai jenis dari sepeda balap, low rider, sepeda gir paten, sepeda gunung, BMX dan lain sebagainya tetapi tetap berakar pada sepeda. Walau dimulai dari sejarah yang cukup panjang, berawal dari velocepede sampai lahir sepeda-sepeda modern saat ini.

Dari berbagai jens sepeda itu pulalah lahir komunitas-komunitas sepeda bike to work, bike to campus, bike to school, kosti, Pecinta sepeda gunung dengan lintas alamnya, Komunitas sepeda Fixie, dan lainnya. Sebagai wadah untuk menyalurkan hobi, olah raga, dan rasa peduli terhadap sepeda.

Sejak "infasi" sepeda motor di tahun 2000an sepeda seolah-olah kehilangan pamornya kendati demikian sepeda sebagai alat transportasi tetap menjadi pilihan, selain ekonomis juga praktis.

Bantul sebuah Kabupaten yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta yang memiliki kurang lebih 70% dataran rendah memungkinkan sepeda tetap bertahan sebagaimana fungsinya. Mulai untuk pergi bersekolah, pasar, tempat kerja bahkan untuk angkutan barang yang relatif berat. Tidak jarang, kita temui sepeda sebagai pengangkut pakan ternak, hasil bumi, hasil kerajinan bahkan untuk mengangkut ternak, LUARR BIASA...

Semangat bersepeda di Bantul boleh dibilang cukup tinggi, tanpa embel-embel bike to work, Bike to School, atau isu pemanasan global, masyarakat disini sudah akrab dengan sepeda. Mulai dari berangkat ke sekolah, pasar atau sekedar untuk berolahraga (pit-pitan) cukup mengherankan memang.

Dengan sepeda yang tidak terlalu mahal, masyarakat disini cukup bangga menaikinya, tidak perlu merk luar negeri yang relatif mahal. Bahkan merk lokal cukup dominan di jalanan selain sepeda ontel tua. Suatu semangat bersepeda yang patut diacungi jempol bukan?


Penulis:

Syuhud_182

Sabtu, 24 September 2011

Pulau Buru yang Kian Diburu

Tidak bisa dipungkiri, pesona Indonesia Timur kian berkilau dengan daya magnet tinggi yang berhasil menggiring orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk bertandang. Diantaranya adalah Maluku, yang terkenal berkat paduan warna pasir putih dan laut yang begitu cantik dengan pemandangan alam bawah laut yang tak kalah memukau...


Momon berharap, walaupun dari sekarang hanya bisa bermimpi. Dengan tekad yang kuat suatu saat pasti akan bisa ke pulau ini.. He h. amien Ya Rabb.. Ada yang tertarik juga buat berpetualang{!?

Jumat, 02 September 2011

Pulau Benggala (Pulau Terdepan yang Tak Pernah Terdengar)

Garis 94058’21” Bujur Timur melintasi daratan Indonesia paling Barat di pantai Batu Pulau Benggala. Semestinya, dengan kedudukannya yang sangat strategis ini, Benggala dimasukkan ke dalam buku pelajaran geografi. Tetapi, anak-anak sekolah Indonesia tidak mengenal pulau ini.


Pulau Benggala merupakan pulau terdepan yang berada paling barat berada di Samudera Hindia. Pulau ini hanya berupa batuan keras yang tidak memiliki sumber mata air, namun Pulau ini sangat penting bagi posisi geostrategis dan geopolitik Indonesia. Seharusnya kita sebagai Bangsa Kepulauan yang baik wajib mengetahuinya. Hanya dengan mengetahui namanya saja kita sudah ikut andil dalam menjaga pondasi garis pantai Pulau Terdepan ini.



Kamis, 25 Agustus 2011

Rasi Bintang Jibril

Ha ha...emang momon lagi kurang kerjaan.

Tidak tau kenapa setiap akhir-akhir ini aku sering senang melihat hamparan indahnya bintang di langit. Ya..karena rumahku apabila dilihat dari belahan dunia sana termasuk dalam kategori belahan Hemisphere selatan... So, jadinya yang sering aku liat adalah rasi bintang Scorpio yang sangat besar.

Kurang tau kenapa, dalam benak imajinasiku memikirkan bahwa simbol rasi bintang Scorpio yang menggambarkan seperti huruf J kemudian aku mempersepsikan bahwa Tuhan Sang Pencipta telah menciptakan rasi bintang ini secara khusus. Yaitu rasi bintang yang menggambarkan malaikat yang terbesar, penyampai wahyu Tuhan yaitu J. Yakni Jibril...

Jadi sekarang setiap aku melihat rasi bintang itu, aku menyebutnya bahwa rasi itu adalah rasi bintang Jibril.


Puisimu yang Tanpa Judul

Sebelumnya maaf, karena aku telah menuliskan puisimu di blog ini, karena aku gak tau kenapa aku harus menuliskannya, hanya karena aku ingin.

Memandang derasnya alunan cinta
Menggugah sang pujangga untuk menorehkan tinta dalam bait-bait rindunya
Mencoba memahami hidup
Menderai rayuan hati ke dalam asmara Sang Illahi
Rasamu, Rasaku dan Rasa-Nya
Menjadi satu
Cintamu, Cintaku dan Cinta-Nya
bersinar dalam irodah-Nya
Jiwamu, Jiwaku dan Ruh-Nya
begitu dekat atas Ridlo-Nya

Dalam tabirku tentangmu
dan tabirku tentang-Nya
Kan aku lalui dengan keyakinanku
Dekatku tentangmu dan dekatku dengan-Nya
Menghapus satir-satir keraguan
Pancaran Nur-Nya
Memancar dalam indahnya auramu
Jernihnya keaungan-Nya terjelma dalam kelembutan hatimu

Segalanya telah menjatuhkan dan meluluhlantakkan keangkuhanku
Menyentuh sendi-sendi nurani
Menggugah keikhlasan dan tawakal Sang Illahi
Untukku...
Untuku...
Tentangmu...
Tentangku...

Selasa, 5 April 2011

Jumat, 17 Juni 2011

PERJALANAN CINTA MENUJU SUKU BADUY DALAM

Waktu itu dimulai dari acara PKL Goes to Baduy, berangkat naik bis travel GSM hari Minggu, 5 Juni 2011 aku dan anak-anak Geografi 2008 begitu semangatnya. Perjalanan pun dimulai dengan suka ria….
Hari senin, 6 Juni 2011 pukul 10.00 WIB, setelah menempuh perjalanan dengan bus yang sangat melelahkan, akhirnya kita semua sampai juga di Baduy luar. Eits,, ini perutku kramm, maklum hari pertama. Semua sudah dirancang dan direncanakan dengan matang, aku masuk Tim 15 orang yang masuk ke suku Baduy Dalam. Tim ini aku namakan sebagai The 15 Baduy’s Warriors Way (hah ha). Tim tangguh ini terdiri dari Aku, Andhikka (ceweknya Cuma 2), Pak Gunardo, Pak Taka, Gunandar, Puron, Si Mes, Adi, Rohmat, Papa Jo, Imanul, Ade, Brantas, Zein, Abenx, and Ms GSM yang aku gak tau namanya. Katanya sih namanya Om Ali..

Kita semua sudah kumpul di pendopo Baduy Luar, semua sudah bersiap-siap dan memulai perjalanan pada pukul 12.00 siang. Panasnya lumayan, maksudnya lumayan bisa bikin orang pingsan. Perutku masih trouble, tapi dengan tekad kuat aku menguatkan hasratku untuk tetap

Jumat, 10 Juni 2011

Grojogan Sewu Tawangmangu

Indah derasnya air terjun Grojogan Sewu Tawangmangu yang memfreshkan jiwa..he he...Percikan air yang begitu dahsyatnya menerpa wajahku...wouw..

di grojogan sewu Tawang Mangu
Udara dingin membuat beku tubuhku, ditambah rintikan-rintikan hujan segarnyaa....

Ternyata laper juga, sambil cari-cari makanan khas disana banyak juga yang jual sate kelinci. So, kalau berkunjung ke tempat ini harus nyobain sate disana. Beli ah, and menyantap habis nikmat daging sedapnya...

Semua disikaaattt....Emmm hmm...Nyammy...

Kamis, 09 Juni 2011

Logo TPA Tunas Islam yang baru

Salam...hmm ternyata lama juga momon udah gak pernah posting blog, lama gak nulis-nulis. and lama juga gak pernah berpetualang lagi...Padahal hobinya jalan-jalan, masa' traveling cuma setahun sekali,..he he.
Nah postingan untuk kali ini aq pengen share ma temen-temen...


Saking cintanya ma TPAq sebagai tempat yang gak tau kenapa sampai sekarang aq tetap terkait dengannya. Ceria bersama santri.. And alhamdulillah sekarang udah ada logo baru...dan ini dia..




Menurut anda, bagus mana dengan logo yang dibawah ini,






Ya semoga dengan hadirnya logo baru dari TPA ini jadi tambah berkembangnya TPA Tunas Islam Panjang,, Amien..ya Rabb..