"Berkat pendakian gunung Merapi yang fenomenal membuatku lebih mengerti betapa kecilnya insan manusia di hadapan Sang Khalik"
Tanpa sengaja dengan momentum hari yang pas untuk memperingati hari Sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2011. Anak-anak geografi 2008 ngadaain gathering petualangan ke tiga tempat, yakni: Bromo, Ngelanggeran dan Merapi. Aku pun salah satu yang mengikuti untuk memilih mendaki gunung fenomenal tersebut, yang kata Cak Nun merupakan direktur gunung api dunia yaitu Merapi.
Hari Jumat sore pukul 16.00 kita kumpul di basecamp HMPG tercinta, kita semua sudah bersiap dengan bawaan tas dan carrier masing-masing. Akhirnya tim pendaki merapi sudah ready untuk berangkat. Tim itu terdiri dari Resi, Jo, Pamungkas, Sapto, Thomas, Baskoro, Deni, Anes, Jay, Upik, dan aku. Berharap dalam pendakian nanti kita jadi tim yang solid dan penuh kejutan.
Basecamp pertama, kita sampai sekitar pukul 19.00, ya karena dalam perjalanan kita harus didampingi oleh rintikan gerimis jadi lama dalam
perjalanan agak lumayan. Alhamdulillah, setelah sampai langsung sholat maghrib dan Isya and then pesen nasi goreng beserta teh angetnya..,hemmm. Ternyata di basecamp banyak juga personil yang lain yang sama-sama akan mendaki Merapi da dari UNNES, Tri Sakti, dan yang lainnya agak kurang tau.
perjalanan agak lumayan. Alhamdulillah, setelah sampai langsung sholat maghrib dan Isya and then pesen nasi goreng beserta teh angetnya..,hemmm. Ternyata di basecamp banyak juga personil yang lain yang sama-sama akan mendaki Merapi da dari UNNES, Tri Sakti, dan yang lainnya agak kurang tau.
Start mendaki pada waktu itu dimulai sekitar pukul 21.30. so kita masih punya kesempatan untuk istirahat dan memejamkan mata sejenak. Tapi tak lama kemudian kita bersiap untuk packing dan mengawali langkah pendakian yang penuh sensasional. Merapi, Here We come...!!!
Langkah demi langkah kita mulai dengan panjatan doa penuh khidmat, karena kita tahu bahwa didalam jiwa Tuhan akan selalu melindungi, amien... Beberapa meter dari pendakian kita dihadang oleh huruf putih yang terbaca "NEW SELO" itu karena jalur pendakian kita adalah melewati jalur Selo.
Jalur kelerengan tanag yang curam kita lewati dengan seksama, maklum dalam percobaan nafas starter pertama untuk pendakian, rasanya beraat banget, tapi alhamdulillah jalan setapak yang dibatasi oleh jurang yang terjal bisa kita takhlukan. Gerak langkah kaki, kita teruskan untuk selalu berjalan. Kali ini medan sudah berbatu dan undakan ketinggian semakin terasa lebih melelahkan. Ditemani dengan senter yang tadi malem secara tidak sengaja direcharge ma Bapak, pancaran sinarnya setidaknya mampu membantu dalam menembus gelapnya malam dalam pendakian.
"Oeyy, pas break" suara dari mulut diantara kami yang sudah lelah, so kita harus istirahat sejenak untuk minum, duduk, dan sambil menunggu teman yang masih tertinggal di belakang. Sambil bergurau membuat jocke-jocke untuk melepas lelah dan kita kembali semangat. Dan Lanjut !!!
Pukul 23.30 atau sekitar 2 jam lama pendakian berlanjut, ternyata kita tidak melewati pos 1, "kata ms Resi". Yaa..langsung tapak demi setapak kaki yang kita gerakkan mengantarkan tekad tim 11 orang sampai di "Watu Belah". Kita istirahat beberapa menit. Waktu sudah menunggu untuk kita kembali bertarung dengan ego sendiri yang sudah lelah dan siap untuk melawannya kemabali meneruskan perjalanan lagi.
Pukul 2 dini hari kita sampai di "Watu Gajah" itu artinya kita hampir sampai untuk menuju "Pasar Bubrah" tapi kita berencana untuk mendirikan dome dan ngecamp, buat mie rebus, menyeduh kopi, dan tidur sampai jam 5 pagi
Kita buat mie rebus yang kita rasakan nikmat makannya ketika kita harus tetap survive terhadap kondisi alam.
Di dome yang kita tempati background view dibelakang kita terlihat gunung Merbabu yang tegar walaupun sudah tidak bereaksi lagi.he he
Jam 6.00 Kita semua sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke "Pasar Bubrah" terkecuali Mas Resi yang masih tidur di Gua, yang secara diam-diam kita tinggal begitu saja...
Foto-foto alam indah TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi), yang aku herankan harga tiket masuknya cuma Rp 1500 termasuk fasilitas menginap gratis di basecamp.
Aku menunggu Upik dan berjalan sambil ngambil view yang harus dimanfaatkan..
Akhirnya sampai di Pasar Bubrah
Nah di tempat ini nih semua vegetasi merapi sudah gak ada, yang ada cuma pasir dan batu. Selain itu deretan gunung-gunung disebelah barat merapi terlihat 3 puncak gunung tapi kurang tau itu gunung apa...he he. Yang penting puncak Merapi sudah terlihat di ujung sana.
Nah di tempat ini nih semua vegetasi merapi sudah gak ada, yang ada cuma pasir dan batu. Selain itu deretan gunung-gunung disebelah barat merapi terlihat 3 puncak gunung tapi kurang tau itu gunung apa...he he. Yang penting puncak Merapi sudah terlihat di ujung sana.
Kemudian Sapto, Pamungkas, dan Jay menyusul, nah akhirnya aku ikut gabung. dan dengan sangat tega harus meninggalkan Upik maaf ya pik, he he.
Foto dengan Jay, he h anak 2011 yang masih "unyu-unyu" lumayan...
Salut juga dengan anak baru ini...
Kemudian 4 warrior's melanjutkan perjalanan untuk segera menaiki lereng pasir, batu, kerikil yang masih super labil pasca erupsi Merapi 2010. Dengan perjuangan dan mental yang kuat harus aku coba...
Momon berusaha untuk melewatinya...
Ternyata tenaga dan mentalku sudah dalam titik nadir karena aku tertinggal di paling belakang. Jay sudah berada diatas, Sapto masih bertahan dan berjuang, Pamungkas juga dalam keadaan yang sama untuk berjuang melawan kelabilan batu pasir merapi. Jiwa dan hatiku berdoa "Ya Rabb apakah aku cuma seperti ini, aku berdoa dan dzikir untuk Alloh. Kemudian tekad kuatku mengatakan jika AKU BISA MELEWATINYA". Alhamdulillah ada mas-mas UNNES yang mau ngasih suport dan memotivasi ke aku.
Suara diatas puncak terdengar suara Jo "Nes, kamu adalah wanita pertama Geografi hari ini yang sampai puncak pertama kali". Waktu itu segelincir semangatku tiba-tiba hadir, mas-mas UNNES yang aku sampai sekarang tidak tahu namanya memberiku teknik mendaki di pasir.
Langsung aku pindah jalur dan mengikuti advice-nya, aku jga lepas sepatu, alhamdulillah aku bisa menyusul Sapto dan Pamungkas diatas. Setelah mendaki lagi bertemu bapak-bapak pendaki yang sudah mau turun dan mengatakan tinggal sedikit lagi mbak puncaknya.
Berjumpa teman-teman yang sudah mau turun juga seperti Jo, Resi, Anes, Deni, Thomas, Baskoro yang sudah awal sampai begitu pula Jay, sepertinya aku mau menangis dan jiwaku mengatakan walaupun akhir tapi aku akan buktikan bahwa aku bisa sampai ke puncak Merapi.
Dan itu aku buktikan. Tidak tau juga akhirnya aku menangis di puncak Merapi, dan aku berbincang dengan diriku sendiri bahwa aku bisa, aku mampu dan aku membuktikannya.
Di puncak Merapi dengan bentukan morfologi puncak yang baru pasca erupsi di hari Sumpah Pemuda itu, aku menghirup udara puncak merapi di dekat kawah yang bau belerangnya menyengat, deburan angin yang kencang, lereng pasir yang super curam aku saksikan untuk menyaksikan betapa Maha Besarnya hasil lukisanMu ya Rabb!!!
"Di puncak ini aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Engkau, dan Muhammad adalah utusanMu, betapa kecilnya diri ini di hadapanMu, dan aku percaya bahwa Engkau adalah penolongku karena Engkau adalah sebaik-baik penolong karena Engkau Yang Maha Besar dan yang Paling Besar"
Kemudian perjalanan menuruni lereng Merapi yang fenomenal aku turuni dengan menggunakan teknik pantat, dan dlosor, teknik ini dipilih karena aku pikir lebih aman daripada terpeleset dan jatuh. Perjalanan kembali kita lewati dengan ceria, rasa lelah untuk memanjat telah hilang begitu saja. Selanjutnya kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju dome..Let's go..Kawand aku kembali membawa cerita bahwa aku sampai ke puncak.
Akhirnya kami pun kemabali untuk segera bertemu dengan teman-teman termasuk Anes yang telah menungguku di Dome.. Terimakasih kawan telah memberikan motivasi dahsyat untuk jiwaku...
Dan inilah cerita yang membekas dari perjalanan pendakian fenomenal Gunung Merapi... Merapi memang engkau merupakan Direktur Gunung Api Dunia yang tiada habisnya. Dan untungnya aku bisa menyapamu hingga ke puncak.
Kemudian kita ber-11 berjalan gontai untuk menuruni jalur Selo yang meliuk seksi dengan jurangnya. Sambil beriringan sudah tidak terasa lagi, capek yang dirasakan bertumpuk menjadi hal yang sudah tidak dapat ditafsirkan..
I love U guys...h h
Kemudian kita ber-11 berjalan gontai untuk menuruni jalur Selo yang meliuk seksi dengan jurangnya. Sambil beriringan sudah tidak terasa lagi, capek yang dirasakan bertumpuk menjadi hal yang sudah tidak dapat ditafsirkan..
I love U guys...h h
huuuhuu...anak baru yg Masih unyu-unyu...YOU CHEATING ME, koq aku gak da fotonya sma jaya ya..hhh
BalasHapusKerlipcute@ hah ha..lumayan Nes,, yang penting terdokumentasi...huhu. pas kamu nyuruh buat PP FBq..langsung dapet sambutan mengerikan dri tmen2q..untung udah tak ganti....he he
BalasHapusAmadaffa@ aku sampai puncak lho pak...seneng2... heh he.
..iri >,<
BalasHapus@ Inay: makanya nay, ayo segera ikutan naik gunung, pemandangan alam di ketinggian atas sana sangat mengagumkan...pasti.h
Hapussalut......topo markotop boeat mbak2 mbolang di puncak gunung
BalasHapushe he makasih boboy, iya kita walaupun perempuan tapi suka naik gunung, he he...salam kenal...
Hapus