Tanggal sudah berganti, jam 5.00 bangun n
solat shubuh habis itu sudah tidak bisa tidur lagi. So aku mutusin untuk
menyiapkan and packing, kemudian satu persatu semuanya telah bangun. Ternyata
molor juga, dimana rencana pendakian jam 8.00 tapi kita harus makan di kantin
selo. Aku pesen nasgor ma coffemix, tau gak setelah bayar eitts habis 13 ribu.
Wuihh macem banget, harap maklum. Langsung pukul 9.30 kita baru mulai jalan
pendakian.
Sampai di telaga biru foto dulu ahh…
sebenarnya medan yang kita lewati masih berupa tangga batu, jadi gak terlalu
berat. Memang anggapan pendakian Gunung Gede Pangrango sangat cocok bagi para
pendaki pemula. Waktu pendakian itu banyak banget pengunjung terutama anak-anak
SMA, ada juga kelompok-kelompok pengamat burung, peneliti vegetasi and masih
banyak lagi. Kita pun saling menyapa.
Akhirya kita terpisah menjadi 3 golongan, di
pendakian yang depan ada Ms Warih, Deni N Anes, Kemudian di tengah cewek ber-4
Aku, Mb Nia, Mb Mifta, Riris, di belakang ada cowok-cowok sisanya. Sampai
dikira kita pendaki Cuma cewek-cewek aja, tak jarang setiap jalan setapak yang
kita lewati dihadang
oleh pohon besar yang tumbang. Ehh, malah bisa dijadiin buat foto.
oleh pohon besar yang tumbang. Ehh, malah bisa dijadiin buat foto.
Nah ini nih, bonus jalan yang tak biasa kita
lewatin dan ditemuin kita melewati air panas, bentuknya seperti air terjun kita harus lewat tebing
yang dialiri air panas dan efek kepulan-kepulan asapnya yang wonderfull. Tapi bau belerangnya
menyesakkan napas.
Setelah air panas ini, tim 12 pndaki telah
bersatu kembali dan kita segera melanjutkan pendakian menuju Kandang Badak.
Semburat awan di langit ikut memburam memberikan tanda bahwa hujan sudah tidak
bisa dielakkan lagi. Gerimis pun turun sehingga kita harus pake mantel. Don’t
mind demi kesehatan masing-masing walaupun abal-abal
“kata Ms Komeng yang sama-sama pake mantel kuning murahan” hah ha.
Sampailah kita di Kandang Badak at 16.00,
segera kita dirikan dome, namun ada sedikit kesalahan frame yang kita bawa
kurang sehingga nambahin error juga. Hujan turun semakin deras, dome belum
jadi, kita semua kuhujanan. Laperr juga, untungnya kita ma Bang Cole disuruh
pindah di rumah tua yang kita semua ngikut aja. Kalau diinget-inget rumah bekas
tua yang kotor dan banyak sampah pun bisa kita jadikan sebagai tempat huni
untuk berteduh, berlindung dari badai dan halilintar yang terus menyambar.
Dingin banget…
Alhamdulillah dengan semangat gotong royong
yang dijunjung tinggi di Negeri ini, akhirya dome bisa ditempati, sambil makan
mie yang hangat minum kopi. Enaknyo…paling enak makan mie itu ya kalau pas
laperr di gunung seperti ini. Hmm…nyummy. Malemnya kita tidur di dalam dome di
rumah tua yang sebenarnya horror…hii...yang penting bismillah.
Pagi jam 5.00 aku N Anes bangun, pipis,
wudhlu di sumber air. Tak menyangka di seberang bukit disebelah sana terlihat
bulan yang akan tertutup kabut, indahnya pagi itu, tapi saying kita gak foto
panorama itu. Aku sholat shubuh di dome, mengucap syukur pada-Nya.
Makan mie n kopi lagi, yaa…karena hanya itu
yang kita punya selain roti tawar plus susu. Sarapan wajib bagi pendaki untuk
melanjutkan perjalanan ke puncak. Foto dengan bule Serbia yang mengaku namanya
adalah Mawar. Tapi kok kelihatan aneh.
Hari
keempat Minggu, 13 November 2011
Perjalanan menuju puncak kita lanjutkan
ternyata pendaki memang super banyak, disitu akhirnya kita memilih untuk
mendaki Gunung Gede. Kira-kira 2 jam kita lama mendaki kembali. Medan yang kita
lewatin tidak terlalu sulit, tapi mungkin karena perjalanan pendakian sudah
memakan beberapa hari fisik kita udah superr lelah. Wauww…puncaknya tinggal
dikit lagi bang, “kata pendaki yang lain”.
Alhamdulillah sampai di puncak juga.
Puncak Gunung Gede (2958 m dpal).
Foto-foto dengan keceriaan wajah teman-teman
dengan rasa puas sudah sampai di puncak. Tapi sayangnya di foto ini masih
kurang Ms Bangkit N Ms Nipong, yang masih dibelakang dan katanya juga mau
menyusul. It’s Okay.
Setelah puas membuat video khusus buat
Imanul and foto-foto kemudian kita segera turun dari puncak, ya memang seperti
ini naik gunung. Setelah sampai puncak kemudian turun lagi, tapi pembelajaran
naik gunung ini membuatku banyak belajar dari setiap hal, ego, kerjasama,
persahabatan, pengorbanan, perasaan, kekerabatan dan banyak hal lain. Yang
jelas sensasi pemandangan yang berada di ketinggian atas sana yang tidak bisa
digapai kalau tidak menyusuri jalan ke puncaknya.
Jam 14.00 lebih sedikit kita turun dan
kembali ke kandang Badak, sepatuku akhirnya gerigi alasnya lepas. He h.
sesampainya di dome buat kopi makan mie instant lagi. Yaach beberapa hari ini
perutku kenyal diisi mie, eits tapi harus bersyukur karena kebanyakan semua
pendaki bisa sampai puncak karena selalu makan mie instant.he
Jam 16.00 kita segera packing, menurunkan
dome bersih-bersih dan pulang, kembali ke perjalanan yang panjang. Jam 16.30
kita turun melewati rute perjalanan yang sama, dengan suasana hening, sunyi,
senyap serta agak galau. Tak lama hujan turun, kita pun sudah disusul oleh gelapnya
malam yang terasa lebih mengerikan di hutan hujan tropis basah TNGP.
Perjalanan penurunan gunung yang tiada
hentinya, mungkin kaki kita sudah menjerit-jerit kelelahan, tapi langkah kita
tiada henti-hentinya menyusuri lereng berbatu terjal. Sepanjang perjalanan break sekedar minum dan istirahat.
Alhamdulillah sampai di kantin Selo pukul 11.00 malam, capekk hati, pikiran dan
fisik. Di kantin pesen nasgor, tapi katanya semua nasi habis, yaahh mie lagi,
mie lagi…
Di Montana mandi, lalu tidur semua sudah
terlelap tak ada suara satupun kecuali dengkuran temen-temen cowok yang gak tau
itu suara siapa. Yang jelas pasti gak ada yang ngaku kalau tidurnya “ngorok”.he
Hari
kelima Senin, 14 November 2011
Bangun, sholat subuh, and yang cewek masak
mpe jam 9.00 makan bareng kemudian beli kaos plus stiker. Eitss ada kabar kalau
kita sudah kehabisan tiket kereta ekonomi, what… tapi aku sudah pinginn pulang,
naik apa pun aku mau. Jam 13.00 kita segera pamit dengan anak-anak Montana and
foto bersama.
Sedihnya perpisahan itu, sepertinya agak gak
rela karena dari pertama ketemu kita disambut dengan kehangatan yang ramah dari
mereka. Salutt deh ma mereka.
Naik bis ke Bandung, kita mampir ke Ms Janu
Hum’z makan and then kita ber-5 Ms Bangkit, Ms Warih, Anes, Deni N aku pulang
duluan sehingga dari stasiun Kirai Condong kita dapet tiket ekonomi lalu pulang
mpe Kutoarjo. Sampai di Kutoarjo sekitar 05.15 langsung beli tiket pramex
menuju lempuyangan jogja.
Hari
keenam selasa, 15 November 2011 kami berlima sampai di
Kota tercinta. Kemudian melanjutkan perjalanan masing-masing kembali ke rumah.
Yang tentunya Home Sweet Home.
mIn..Q binggung mau nulis gaman..km koq bisa ringkes bgt sih...
BalasHapusdi otak-atik karo diutek-utek nes...hah ha..kui yo malah teng bleketot jal..
BalasHapushemmm...yg jelas kamu daah bisa menyelesaikan tulisan pertuangan panjang ini min...Q masih binggung mau mulai dr mana dan smapi mana..:() #galau menulis
BalasHapushah ha, yang penting km udah nulis goa pindull kan..., tau gak hri kamis 1/12/11 geomorfologi dasar baru mengkaji mengenai bentukan2 gua-gua karst...semua MENAKJUBKAN...termasuk yg dalam kategori 7 wonders itu lho nes...ajibb tenan pokokke :)
BalasHapuswhhh...tlg tanyain mas Ari punya buku tentang gua2 gak min...
BalasHapuswaduhh ya besok nak kuliah tak tanyain... he he.. untungnya aq ngulang geomorfo nes.. jadi mempelajari bentukan-bentukan fisik lagi..pokoknya cinta gunung dehh...he
BalasHapus