Mendengar nama sepeda orang pasti tahu alat transportasi yang murah dan ramah lingkungan tentunya. Namun seiring berkembangnya zaman, sepeda seolah keluar dari "esensinya" mulai dari untuk olah raga, hobi, gaya atau hanya sekedar untuk dikoleksi.
Berkembangnya zaman yang menuntut sepeda lebih bisa dinikmati atau dipergunakan bukan sekedar alat transportasi, lahir pula sepeda dengan berbagai jenis dari sepeda balap, low rider, sepeda gir paten, sepeda gunung, BMX dan lain sebagainya tetapi tetap berakar pada sepeda. Walau dimulai dari sejarah yang cukup panjang, berawal dari velocepede sampai lahir sepeda-sepeda modern saat ini.
Dari berbagai jens sepeda itu pulalah lahir komunitas-komunitas sepeda bike to work, bike to campus, bike to school, kosti, Pecinta sepeda gunung dengan lintas alamnya, Komunitas sepeda Fixie, dan lainnya. Sebagai wadah untuk menyalurkan hobi, olah raga, dan rasa peduli terhadap sepeda.
Sejak "infasi" sepeda motor di tahun 2000an sepeda seolah-olah kehilangan pamornya kendati demikian sepeda sebagai alat transportasi tetap menjadi pilihan, selain ekonomis juga praktis.
Bantul sebuah Kabupaten yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta yang memiliki kurang lebih 70% dataran rendah memungkinkan sepeda tetap bertahan sebagaimana fungsinya. Mulai untuk pergi bersekolah, pasar, tempat kerja bahkan untuk angkutan barang yang relatif berat. Tidak jarang, kita temui sepeda sebagai pengangkut pakan ternak, hasil bumi, hasil kerajinan bahkan untuk mengangkut ternak, LUARR BIASA...
Semangat bersepeda di Bantul boleh dibilang cukup tinggi, tanpa embel-embel bike to work, Bike to School, atau isu pemanasan global, masyarakat disini sudah akrab dengan sepeda. Mulai dari berangkat ke sekolah, pasar atau sekedar untuk berolahraga (pit-pitan) cukup mengherankan memang.
Dengan sepeda yang tidak terlalu mahal, masyarakat disini cukup bangga menaikinya, tidak perlu merk luar negeri yang relatif mahal. Bahkan merk lokal cukup dominan di jalanan selain sepeda ontel tua. Suatu semangat bersepeda yang patut diacungi jempol bukan?
Penulis:
Syuhud_182
mas mu nampang tu mon..kk
BalasHapusHa ha..iya itu nes..katane biar eksis..sekali2..
BalasHapus