Senin, 28 November 2011

Penakhlukan Perjalanan Ke Gunung Gede Pangrango (Page 2)

Hari ketiga Sabtu, 12 November 2011
Tanggal sudah berganti, jam 5.00 bangun n solat shubuh habis itu sudah tidak bisa tidur lagi. So aku mutusin untuk menyiapkan and packing, kemudian satu persatu semuanya telah bangun. Ternyata molor juga, dimana rencana pendakian jam 8.00 tapi kita harus makan di kantin selo. Aku pesen nasgor ma coffemix, tau gak setelah bayar eitts habis 13 ribu. Wuihh macem banget, harap maklum. Langsung pukul 9.30 kita baru mulai jalan pendakian.

Sampai di telaga biru foto dulu ahh… sebenarnya medan yang kita lewati masih berupa tangga batu, jadi gak terlalu berat. Memang anggapan pendakian Gunung Gede Pangrango sangat cocok bagi para pendaki pemula. Waktu pendakian itu banyak banget pengunjung terutama anak-anak SMA, ada juga kelompok-kelompok pengamat burung, peneliti vegetasi and masih banyak lagi. Kita pun saling menyapa.

Akhirya kita terpisah menjadi 3 golongan, di pendakian yang depan ada Ms Warih, Deni N Anes, Kemudian di tengah cewek ber-4 Aku, Mb Nia, Mb Mifta, Riris, di belakang ada cowok-cowok sisanya. Sampai dikira kita pendaki Cuma cewek-cewek aja, tak jarang setiap jalan setapak yang kita lewati dihadang
oleh pohon besar yang tumbang. Ehh, malah bisa dijadiin buat foto.

Nah ini nih, bonus jalan yang tak biasa kita lewatin dan ditemuin kita melewati air panas, bentuknya  seperti air terjun kita harus lewat tebing yang dialiri air panas dan efek kepulan-kepulan asapnya yang wonderfull. Tapi bau belerangnya menyesakkan napas.

Setelah air panas ini, tim 12 pndaki telah bersatu kembali dan kita segera melanjutkan pendakian menuju Kandang Badak. Semburat awan di langit ikut memburam memberikan tanda bahwa hujan sudah tidak bisa dielakkan lagi. Gerimis pun turun sehingga kita harus pake mantel. Don’t mind demi kesehatan masing-masing walaupun abal-abal “kata Ms Komeng yang sama-sama pake mantel kuning murahan” hah ha.

Sampailah kita di Kandang Badak at 16.00, segera kita dirikan dome, namun ada sedikit kesalahan frame yang kita bawa kurang sehingga nambahin error juga. Hujan turun semakin deras, dome belum jadi, kita semua kuhujanan. Laperr juga, untungnya kita ma Bang Cole disuruh pindah di rumah tua yang kita semua ngikut aja. Kalau diinget-inget rumah bekas tua yang kotor dan banyak sampah pun bisa kita jadikan sebagai tempat huni untuk berteduh, berlindung dari badai dan halilintar yang terus menyambar. Dingin banget…

Alhamdulillah dengan semangat gotong royong yang dijunjung tinggi di Negeri ini, akhirya dome bisa ditempati, sambil makan mie yang hangat minum kopi. Enaknyo…paling enak makan mie itu ya kalau pas laperr di gunung seperti ini. Hmm…nyummy. Malemnya kita tidur di dalam dome di rumah tua yang sebenarnya horror…hii...yang penting bismillah.

Pagi jam 5.00 aku N Anes bangun, pipis, wudhlu di sumber air. Tak menyangka di seberang bukit disebelah sana terlihat bulan yang akan tertutup kabut, indahnya pagi itu, tapi saying kita gak foto panorama itu. Aku sholat shubuh di dome, mengucap syukur pada-Nya.

Makan mie n kopi lagi, yaa…karena hanya itu yang kita punya selain roti tawar plus susu. Sarapan wajib bagi pendaki untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Foto dengan bule Serbia yang mengaku namanya adalah Mawar. Tapi kok kelihatan aneh.

Hari keempat Minggu, 13 November 2011
Perjalanan menuju puncak kita lanjutkan ternyata pendaki memang super banyak, disitu akhirnya kita memilih untuk mendaki Gunung Gede. Kira-kira 2 jam kita lama mendaki kembali. Medan yang kita lewatin tidak terlalu sulit, tapi mungkin karena perjalanan pendakian sudah memakan beberapa hari fisik kita udah superr lelah. Wauww…puncaknya tinggal dikit lagi bang, “kata pendaki yang lain”.

Alhamdulillah sampai di puncak juga.

Puncak Gunung Gede (2958 m dpal).

Foto-foto dengan keceriaan wajah teman-teman dengan rasa puas sudah sampai di puncak. Tapi sayangnya di foto ini masih kurang Ms Bangkit N Ms Nipong, yang masih dibelakang dan katanya juga mau menyusul. It’s Okay.

Setelah puas membuat video khusus buat Imanul and foto-foto kemudian kita segera turun dari puncak, ya memang seperti ini naik gunung. Setelah sampai puncak kemudian turun lagi, tapi pembelajaran naik gunung ini membuatku banyak belajar dari setiap hal, ego, kerjasama, persahabatan, pengorbanan, perasaan, kekerabatan dan banyak hal lain. Yang jelas sensasi pemandangan yang berada di ketinggian atas sana yang tidak bisa digapai kalau tidak menyusuri jalan ke puncaknya.

Jam 14.00 lebih sedikit kita turun dan kembali ke kandang Badak, sepatuku akhirnya gerigi alasnya lepas. He h. sesampainya di dome buat kopi makan mie instant lagi. Yaach beberapa hari ini perutku kenyal diisi mie, eits tapi harus bersyukur karena kebanyakan semua pendaki bisa sampai puncak karena selalu makan mie instant.he

Jam 16.00 kita segera packing, menurunkan dome bersih-bersih dan pulang, kembali ke perjalanan yang panjang. Jam 16.30 kita turun melewati rute perjalanan yang sama, dengan suasana hening, sunyi, senyap serta agak galau. Tak lama hujan turun, kita pun sudah disusul oleh gelapnya malam yang terasa lebih mengerikan di hutan hujan tropis basah TNGP.

Perjalanan penurunan gunung yang tiada hentinya, mungkin kaki kita sudah menjerit-jerit kelelahan, tapi langkah kita tiada henti-hentinya menyusuri lereng berbatu terjal. Sepanjang perjalanan break sekedar minum dan istirahat. Alhamdulillah sampai di kantin Selo pukul 11.00 malam, capekk hati, pikiran dan fisik. Di kantin pesen nasgor, tapi katanya semua nasi habis, yaahh mie lagi, mie lagi…

Di Montana mandi, lalu tidur semua sudah terlelap tak ada suara satupun kecuali dengkuran temen-temen cowok yang gak tau itu suara siapa. Yang jelas pasti gak ada yang ngaku kalau tidurnya “ngorok”.he

Hari kelima Senin, 14 November 2011  
Bangun, sholat subuh, and yang cewek masak mpe jam 9.00 makan bareng kemudian beli kaos plus stiker. Eitss ada kabar kalau kita sudah kehabisan tiket kereta ekonomi, what… tapi aku sudah pinginn pulang, naik apa pun aku mau. Jam 13.00 kita segera pamit dengan anak-anak Montana and foto bersama.

Sedihnya perpisahan itu, sepertinya agak gak rela karena dari pertama ketemu kita disambut dengan kehangatan yang ramah dari mereka. Salutt deh ma mereka.

Naik bis ke Bandung, kita mampir ke Ms Janu Hum’z makan and then kita ber-5 Ms Bangkit, Ms Warih, Anes, Deni N aku pulang duluan sehingga dari stasiun Kirai Condong kita dapet tiket ekonomi lalu pulang mpe Kutoarjo. Sampai di Kutoarjo sekitar 05.15 langsung beli tiket pramex menuju lempuyangan jogja.

Hari keenam selasa, 15 November 2011 kami berlima sampai di Kota tercinta. Kemudian melanjutkan perjalanan masing-masing kembali ke rumah.

Yang tentunya Home Sweet Home.

6 komentar:

  1. mIn..Q binggung mau nulis gaman..km koq bisa ringkes bgt sih...

    BalasHapus
  2. di otak-atik karo diutek-utek nes...hah ha..kui yo malah teng bleketot jal..

    BalasHapus
  3. hemmm...yg jelas kamu daah bisa menyelesaikan tulisan pertuangan panjang ini min...Q masih binggung mau mulai dr mana dan smapi mana..:() #galau menulis

    BalasHapus
  4. hah ha, yang penting km udah nulis goa pindull kan..., tau gak hri kamis 1/12/11 geomorfologi dasar baru mengkaji mengenai bentukan2 gua-gua karst...semua MENAKJUBKAN...termasuk yg dalam kategori 7 wonders itu lho nes...ajibb tenan pokokke :)

    BalasHapus
  5. whhh...tlg tanyain mas Ari punya buku tentang gua2 gak min...

    BalasHapus
  6. waduhh ya besok nak kuliah tak tanyain... he he.. untungnya aq ngulang geomorfo nes.. jadi mempelajari bentukan-bentukan fisik lagi..pokoknya cinta gunung dehh...he

    BalasHapus