Sepertinya
blog perjalananku akhir-akhir ini baru dipenuhin kegiatan-kegiatan bersepeda
tiap minggu pagi, yeach it’s my activities every Sunday morning. Aku selalu
percaya setiap kegiatan dan perjalanan selalu memiliki cerita yang berbeda.
Pokoknya aku akan selalu menuliskan perjalanan travelling dalam hidupku
kemanapun aku pergi, aku akan berusaha
untuk selalu menuliskannya. Aku percaya dengan menulis, maka aku ada. Here
I’am.
Sepedaan
minggu pagi ini yaitu tanggal 21 April 2013 bertepatan dengan Hari Kartini,
untuk itu biasanya aku bersepeda hanya berdua saja, namun kali ini aku
bersepeda bersama muda-mudi panjang. Serangkaian rencana untuk bersepeda sudah
kita bahas sebelumnya, kita berencana untuk mengadakan sepedaan ke pantai
Depok, dengan menggunakan kostum kebaya jaman dulu bagi yang perempuan dan
jarik. Kemudian bagi yang laki-laki kita lebih menyarankan untuk memeberi
kebebasan namun diharapkan mereka menyesuaikan.
Jam
6.30 kita kumpul di TK, semuanya telah siap berkumpul dengan kostum yang sudah
ditentukan. Ternyata dengan pakaian jaman dulu pun muda-mudi Panjang tetap
kelihatan cantik-cantik, malah sepertinya lebih kelihatan feminine. Selain itu
yang mengikuti acara sepedaan ternyata banyak juga sehingga acara sepedaan
bakalan lebih seru dari biasanya. Sambil menunggu semuanya siap kita segera
berangkat untuk gowes menuju pantai Depok.
Selama
perjalanan terutama di jalan Parangtritis, kita semua menjadi pusat perhatian bagi
setiap orang yang lewat, mungkin karena kostum pakaian jaman dulu yang kita
pakai. Sepertinya kita menjadi trending topic pembicaraan masyarakat yang kita
lewatin, cihuyy senengnya sepedaan kali ini. Selama perjalanan orang-orang
selalu mengira *oO iki mesti nggo
peringatan Kartinian* haha, tanpa menggunakan embel-embel spanduk dari
kostum yang kita pakai kita sudah ikut andil dalam memperingati sosok pahlawan
perempuan Indonesia yaitu *Ibu Kartini.
Perjalanan
gowes ke pantai lebih lama dari biasanya, maklum dengan jumlah peserta yang
banyak sehingga harus saling tunggu-menunggu dan salip-menyalip. Akhirnya
sampailah kita di pantai Depok, kemudian berfoto-foto dan membeli bakso tusuk.
Sebenarnya pemandangan pantai ini sudah menjadi hal yang biasa bagi kami, namun
yang tidak pernah terbelikan adalah kebersamaan kita untuk bersama-sama
kembali. Setelah matahari semakin panas kita segera pindah haluan menuju ke
pantai Parangtritis, yang katanya sedang ada balapan motor race.
Melewati
rute jalan di tengah-tengah gumuk pasir, merupakan rute yang menyenangkan,
seperti yang telah saya ceritakan di sepedaan-sepedaan sebelumnya. Ternyata ada
yang baru, yakni sekarang telah dibangun seperti gapura atau tugu selamat
datang. Paling fungsi dibangunnya tugu ini adalah untuk memberitahukan bahwa
gumuk pasir Parangtritis ini merupakan salah satu cagar alam yang perlu
dilestarikan karena tidak ada gumuk pasir lain di Indonesia selain yang ada di
Parangtritis ini.
foto di pantai *Kartini n Kartono* |
Setelah
kita sampai di pantai Parangtritis ternyata banyak umbul-umbul dan terdengar bising
suara motor yang sedang race road balapan di sepanjang pasir pantai, karena
waktu itu sudah terlalu panas kita lebih memilih untuk pulang saja. Langsung
saja kita ambil belok kiri dan kembali menuju jalan Parangtritis dan siap-siap
kembali pulang menuju desa tercinta. Sepanas apapun cuaca hari itu, bersepeda
tetap menjadi suatu hal yang menyenangkan. Sampai jumpa dengan cerita
travelling selanjutnya ^ ^.
Mbak, nomer hapenya sampean berapa ya? Saya lgi butuh bantuan sampean, tentang skripsi. Nuwun :-)
BalasHapusRuri: inbox di facebook saja, nanti klo sya kasih tau disini nanti ndak nomor sya jdi terpublikasi hehe,, ^ ^
Hapussaya tunggu balasan inbox facebook nya ya mbak, Terima kasih :)
BalasHapushehe iya sudah,,gimana sudah ke Perpus Univ UNY??
Hapus