Kamis, 09 Juni 2011

FIRST TRIP TO BROMO

  Rencana untuk pergi backpackeran ke Bromo, Alhamdulillah bisa terlakasana juga. Hari Jumat, tanggal 9 Juli 2010 sebanyak 14 orang sudah bersiap-siap dengan persiapan dan perbekalannya. Tak bisa dibayangkan ternyata aku diberi kesempatan untuk kedua kalinya ke Jawa Timur, Alhamdulillah… ternyata perbekalanku sangat banyak sehingga aku harus pakai carrier. Sedangkan yang lain hanya memakai tas ransel biasa.
di dekat Lempuyangan
       Pukul 15.00 direncanakan semua sudah kumpul di stasiun Lempuyangan, tapi seperti biasa selalu saja harus nungguin teman yang masih terlambat. Selain itu pula gak hanya teman-teman yang terlambat, tapi kebetulan keretanya juga terlambat kurang lebih 2 jam. Harusnya berangkat pukul 15.20 tapi
akhirnya berangkat sekitar pukul 17.00. Selain itu yang ikut ke Bromo gak hanya anak-anak geografi aja, tapi dari banyak jurusan seperti Inu&Laras (PGSD), Ms Kucrut&Temen ceweknya (Kedokteran gigi UMY), ms Topik&pacarnya, mb Anti&ms Timbul, ms Warih, Deni, Hari yang dipanggil Hollyfil, Anes&Aku. Alhamdulillah jadi tambah banyak temen.
       Kita semua akhirnya sudah menaiki kereta Pasundan, seperti biasa suasana kereta kelas ekonomi yang selalu aku rindukan. Banyak pedagang dan tentunya berdesak-desakan, salah satunya harus sabar menunggu giliran tempat duduk yang telah ditinggal turun oleh penumpang. Akhirnya aku dapat tempat duduk, kebetulan duduk dengan orang Madura yang baru pulang dari Bandung. Sambil duduk aku lihat banyak carrier, maybe itu carrier orang yang mau mendaki Semeru. Akhirnya aku ngobrol-ngobrol ma orang-orang disebelahku. Alhamdulillah, orangnya ramah-ramah dan baik sehingga enak diajak ngobrol. Selain itu masnya juga duduknya ngalah, dan aku disuruh deket dengan jendela biar bisa tidur. Terimakasih…
anes dan momonway
       Kereta diperkirakan nyampai di Surabaya pukul 1.00, jadi masih lamaa banget. Akhirnya aku pun tertidur, tapi disaat kereta sedang berhenti di setiap stasiun terasa gerah dan panas banget. Ternyata benar sekitar pukul 1.00 sudah sampai di stasiun Sepanjang. Kita semua sudah siap untuk turun. Dari stasiun Sepanjang kita naik Bis Tuyul menuju ke Terminal Surabaya. Nyampai di terminal kita makan, sholat, dan sambil istirahat bentar.
rehat di terminal Surabaya
Jam 3.00 kita naik bis lagi jurusan Jember, tapi turunnya di terminal Probolinggo. Ternyata penumpang bus makin lama malah semakin bertambah bukannya berkurang. Alhamdulillah… kita dapet tempat duduk semua sehingga lumayan, bisa tidur. Sekitar jam 4.30 ada anak perempuan kecil yang berdiri disamping ibunya. Akhirnya anak itu aku pangku, namanya Lintang kelas 2 SD. Aku ajak ngobrol, anaknya baik dan agak pendiem. Biasaa… anak kecil, Lintang malah ngantuk di pangkuanku jadi tak apalah. Jam 6.00 sudah sampai terminal Probolinggo dan semua harus turun, dan Lintang pun tak suruh bangun dan mencari Ibunya yang duduk di depan.
       Semua langsung menuju mushola, sholat subuh dan ada yang mandi. Tawar-menawar Bison pun terjadi, pokoknya ms Timbul selalu siap untuk silat lidah mendapatkan harga termurah. Aku lihat di atas  Bison ada 2 carrier, itu artinya didalam Bison sudah ada 2 orang. Ternyata 2 orang itu adalah bule, yaa… langsung aja aku terlihat lebih semangat. Aku&Anes duduk dibelakang Bule, dan pas aku duduk ada botol minuman. Kemudian bule yang memakai kaos biru ngomong, “excuse me, is there any some like a green tea?”. Aku langsung jawab, “oh yes, this is”. Bule bilang, “thank you”. Dan aku bilang, “you’r welcome”.  He he, ternyata lucu juga bisa ngomong ma bule.
       Naik Bison kurang lebih 1,5 jam, jalan berliku-liku dan subhanallah pemandangan di kiri kanan jalan sangat indah tiada tara. Jurang-jurang yang curam, lereng-lereng yang terjal, lembah ngarai yang berkelok indah, dan semua itu ditutupi vegetasi bermacam-macam tumbuhan yang menghijau. Sehingga keindahan itu memperlihatkan betapa kuasanya Tuhan yang telah menciptakan. Subhanalloh… semakin menuju ke atas udara semakin dingin dan terasa meraba sampai menyentuh kulit. Akhirnya kita telah sampai di Cemorolawang lalu kita turunkan semua tas dan carrier yang kita bawa.
di Cemoro Lawang dengan background Gunung Bromo
       Seketika kabut pun menyelimuti pemandangan di sekitar. Jadi sewaktu kita datang tidak bisa melihat pemandangan Bromo, tapi tak apalah. Ms Timbul baru mencari penginapan yang pastinya yang murah. Sambil menunggu, kita foto-foto dan ms Timbul pun udah dapat penginapan. Kita langsung menuju penginapan, ternyata di penginapan juga ada sesaji (hampir mirip dengan Bali yaa…) kemudian aku teringat kalau orang Bromo kebanyakan beragama Hindu. Baru kita mau istirahat, pemilik penginapan menemui kita semua untuk pindah di penginapan milik adiknya. OK tak apalah, never mind. Akhirnya kita pindah lagi dan udara malah semakin dingin dengan diselimuti kabut yang semakin tebal.

       Sudah seharian aku belum mandi, dari naik kereta di Lempuyangan, jadi aku pingin mandi walaupun udara sangat dingin sekitar 120C. Semakin gemeretuk gigi ini. Anes pun menantangku, “berani po min kamu? Paling di kamar mandi cuma sikat gigi dan cibinan aja”. Ooh…ternyata temenku yang satu ini perlu bukti. Akhirnya aku berani juga, walaupun harus melakukan tahapan-tahapan permulaan sebelum mengguyur seluruh badan, agar tubuh ini bisa beradaptasi dan gak sakit karena perbedaan suhu.

       Aku berada di dalam kamar mandi lama banget, sampai teman-teman mengira kalau aku pingsan di dalam kamar mandi. Deni pun mengetuk pintu, mencoba mengecek keberadaanku, “min..min..” dari dalam aku menjawab,”heui aku tu masih di dalam”. “tak kirain pingsan”, sahutnya. Ketika aku mengguyur seluruh tubuh ini, tubuhku terasa dikuliti oleh dinginnya air, secara berulang aku mengguyur, kulit ini seperti digerogoti semut saking dinginnya. Setelah bersabun dan mengguyur lagi, aku berpakaian dan tentunya tetap memakai jilbab. Segarnya…
       Setelah itu aku sholat Dzuhur untuk beribadah dan mengingat Alloh. Karena dimanapun aku berada, aku harus melakukan kewajiban itu. Tak terasa lapar pun mulai melilit perutku, mungkin karena pengaruh hawa dingin dan memang dari pagi aku juga belum makan. Akhirnya aku makan snack kedelai yang aku bawa, lantas aja tetap ngerasa lapar. Padahal kalau nunggu jadwal makan masih nanti pas waktu maghrib. Aku cari-cari Anes ternyata gak ada, temen-temen yang lainnya juga, tapi ada yang tidur di penginapan. Aku mau tidur buat ngilangin rasa lapar, tapi tetep aja gak bisa.
di Kawah Bromo
       Anes&mb Teta udah balik ke penginapan, dan aku Tanya, “udah makan belum nes?” ternyata mereka berdua sudah makan bakso. Menyebalkan, mereka gak ngajak-ngajak. Akhirnya aku  ingat kalau aku punya ABC mie, dan aku minta air panas dari Ibu yang punya penginapan. Sambil nungguin mie empuk, aku malah ngobrol ma Ibu ternyata dia orang asli dari Suku Tengger. Lalu Ibu tanya padaku, “mb nanti makannya pas maghrib kan?” aku jawab, “iya”. Langsung Ibu Tanya lagi, “waktu maghrib itu pas jam 6.00 bukan?”. Aku langsung berpikir kenapa Ibu ini gak tau kapan waktu maghrib, dan aku berbisik di dalam hatiku sendiri, “Ohh iya Ibu kan beragama Hindu”. Aku baru saja sadar, wajar saja kalau Ibu gak tau, he he. Lalu Bapak yang punya penginapan datang dan malah ikut mengobrol. Alhamdulillah, mereka berdua ramah-ramah, seperti orang-orang Tengger lainnya. Kemudian mereka bercerita banyak tentang keluarga, setelah itu aku pun minta ijin untuk segera kembali ke kamar.

       Aku pun makan mie dengan lahapnya dan terasa yummy…hmm. Apalagi makannya aku tambah dengan sncak kedelai yang masih tersisa. Tapi menurutku masih ada yang kurang, yaitu kecap. Karena aku merasa kurang kalau makan mie tanpa kecap, he he.
       Setelah sholat ashar, rencana kita semua mau jalan-jalan sore menikmati pemandangan Bromo. Menuju Taman Nasional Bromo, Bukit Teletubies (aneh ya namanya), Laboratorium Metklim Bromo, dan Museum Geologi Bromo. Eits…ternyata ditarik retribusi masuk @Rp 8.000. yaa… karena tidak mau keluar duit banyak, akhirnya dengan ms Timbul cari jalan tikus, ternyata beneran. Ha ha lumayan ngirit Rp 8.000. Subhanallah pemandangannya banget, gunung Bromo yang terlihat asapnya, gunung Batok yang terlihat kokoh walaupun sudah mati, pura, dan lautan pasir yang luas yang menggambarkan lukisan Sang Khalik.
foto di dekat Gunung Batok
       Di bukit-bukit banyak orang yang ngekamp mendirikan tenda-tenda dan dom. Ternyata disediain tempat buat ngekamp juga, tapi kalau tinggal di dom, mungkin dinginnya gak bisa dibayangin. Waktu udah petang, semua harus kembali ke penginapan untuk makan. Aku mampir ke toko penjual aksesoris Bromo dan beli “kethu” khas Korea. Kebetulan aku & Anes beli dengan model dan warna yang sama. Perutku segera melilit, semua juga merasakan hal yang sama dan akhirnya kita makan. Setelah perut kenyang, sholat maghrib & isya’. Karena besok kita mau ke penanjakan pukul 2.00 pagi, maka Aku harus istirahat untuk segera tidur, dan tentunya memakai slipping bag biar hangat.
       Gubrak, beneran pukul 2.00 pagi tapi udah kelewat beberapa menit, hartop udah datang. Padahal kita bangun masih dalam keadaan culun-culunnya. Aku segera menyiapkan makanan yang aku bawa, minuman, termos, dan selimut. Di dalam hartop udah ada 7 orang yaitu aku, Anes, mb Teta, Inu, Laras, Deni, dan Hollyfil. Sehingga kelompok kita yang berjalan duluan. Ternyata arah menuju penanjakan sudah antri berderet-deret hartop, karena jalannya kecil jadi supir harus sabar.

Setelah sampai di lokasi penanjakan ribuan orang sudah memadati, karena tempatnya berada di ketinggian yang cukup tinggi sehingga temperaturnya pun sangat rendah sehingga udara sangat dingin. Bule-bule yang sudah terbiasa dengan udara dingin pun tetap memakai jaket tebal. Jam 5.00 pagi waktunya sholat shubuh, dalam keadaan apapun aku harus melaksanakan kewajiban itu. Aku tayamum dan sholat dalam kerumunan orang yang akan melihat sun rise. Karena indahnya alam ini adalah ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Subhanallah…sekitar jam 6.00 kami ber-7 turun dari penanjakan untuk mencari hartop yang kita tumpangi dan melanjutakan perjalanan menuju Gunung Bromo, tapi hartop dicari sampai titik terakhir gak ditemukan juga, akhirnya kita jalan-jalan sambil foto-foto dan menunggu kedatangan hartop yang kita tunggu-tunggu. 
foto yang terlihat dari penanjakan
Jam 9.00 hartop baru datang padahal, kita udah menuruni jalan yang cukup jauh,, yaah begini nih kalau nyewa 1 hartop buat 2 kelompok. Saling menunggu, ternyata kelompok ms Timbul gak nyampai ke Penanjakan lalu kita ketemu pas mau naik tangga ke Bromo. Karena waktu udah siang udah lumayan panas, dan debu pasir pun bertebaran. Apalagi ditambah dengan bau kotoran kuda yang menusuk hidung. Akhirnya setapak demi setapak tangga menuju Bromo terlewati juga. Alhamdulillah…

Di atas kawah Bromo begitu menegangkan juga, aku percaya gunung Bromo selalu bertasbih kepada Allah dengan kepulan asap yang selalu dikeluarkan. Bau belerang sangat menyengat, tapi karena dengan foto-foto jadi tak terasa. Jam 10.30 kita semua balik ke penginapan, makan dan persiapan untuk packing. Jam 11.00 bison datang menjemput, nah kita semua mau pulang. Dan kita semua menikmati perjalanan ini.

ENOUGH. Cerita perjalanan Momon go to Bromo…

Ditulis: Amin Fitriyah, Yogyakarta, 16 Juli 2010
        

3 komentar:

  1. huah min..koq masih ingat sih..q ja dah lupa..tp q guyu2 dwe nek kelingan..pengen bertualng lagi..! gman mw ikud ke semeru gak?

    BalasHapus
  2. iya ikut nes..aq pengen ke arjuna juga....semeru juga pengen..pokoknya: my life is my adventure..hee he

    BalasHapus
  3. sebenarnya itu nulisnya udah lama...tapi baru bisa posting...tapi gak apalah..biar adabekasnya..kalau dibuat tulisan..he he

    BalasHapus