Jumat,
7-3-2014 setelah pulang sekolah kami diajak untuk pergi mengambil pakis di
hilir Temalang. Sebenarnya ini untuk mengganti janji siswa kami Alex yang waktu
itu akan mengantarkan kita mencari pakis di Long Simau di hari kamis. Memang di
hari sebelumnya, kita guru-guru SMP & SMA sempat dikecewakan oleh Alex,
namun untuk hari Jumat siang ini dia akan mengobati kekecewaan kami. Alex sudah
bersiap untuk mengantarkan kami menuju hilir Temalang mencari tanaman pakis dan
Lombok.
Kami
guru-guru SMA baru pulang pukul 12.00 untuk itu biar kami bisa makan cepat,
kami hanya menggoreng telur dan makan siang. Semua serba disiapkan dengan
cepat, agar teman-teman guru yang lain tidak terlalu menunggu lama. Jam 12.30
dibawah terik matahari kita semua bersiap untuk turun menuju perahu, saat itu
kami berdelapan orang yaitu bu Mer, bu Lia, bu Yumnas, kak Dwi, kak Ika, aku
Amin Fitriyah, Andian kecil sang juru batu, dan siswa kami Alex sang motorist
ketinting kami. Saat itu kami menggunakan perahu ketinting SMA N 11 Malinau.
Bersama rekan-rekan guru mendorong perahu Ketinting yang akan kita pakai |
Kondisi
air sungai saat itu sangat jernih, karena sudah sekitar 1 minggu tidak turun
hujan dan arus sungai sangat begitu kecil, untuk itu sebelum kita berangkat
kita harus menarik perahu yang telah diparkir di tepian. Karena kami semua
banyak yang perempuan, sangat berat untuk menarik perahu, untungnya Anrison
(siswa SMA kami) sedang lewat. Dia sudah paham apa yang harus dilakukan,
kemudian dia menepikan perahunya dan ikut membantu menarik perahu ketinting
kami. Setelah berhasil saatnya memulai perjalanan menuju ke hilir. *Bismillah….
Aku
memilih untuk duduk di perahu paling belakang dekat dengan sang motorist
(Alex). Seperti biasa moment-moment seperti ini selalu aku abadikan dengan
membuat video dan mendokumentasikan berbagai foto, serta menceritakannya dengan
menuliskannya di blog perjalananku ini.
Di
setiap rute perjalanan menyusuri sungai dengan menggunakan ketinting, merupakan
moment yang menyenangkan, kembali merasakan perpaduan antara jernihnya sungai,
batu-batuan dan hijaunya hutan hujan tropis Kayan Mentarang, benar-benar
refresh menyejukkan. Alex sengaja menggoyangkan perahu ke kanan dan ke kiri,
membuat perahu tidak imbang sehingga saat melewati giram-giram kecil banyak air
yang masuk mengenai kami. “Hati-hati ya Alex, awas kau ya sengaja mengerjai
kami”. Dia balas dengan tertawa lebar, senang karena bisa mengerjai kami.
Sebelum
sampai di hilir Temalang, kita berhenti di jalur anak sungai kecil untuk
mengambil Lombok. Namun untuk mencapai ke tanaman Lombok ini kita harus jalan
menyusuri sungai kecil berbatu dan kadang harus terjun ke dalam air yang cukup
berlumpur dan dalam. Menurutku ini sungguh merupakan perjalanan yang
sensasional, masuk ke hutan melalui jalur anak sungai kecil berbatu, dengan
diapit hutan yang benar-benar lebat. Kadang kita terpeleset dan masuk ke arus
sungai, namun kita malah tertawa sendiri. Setelah menyusuri sekitar 15 menit
jalan kaki, aku pikir kita sudah sampai di ladang Lombok yang banyak. Namun
kita dikejutkan oleh tanaman Lombok yang hanya 2 pohon. Kali ini Alex
benar-benar mengerjai kami, aku pun pingin marah, namun aku tetap senang karena
ini adalah perjalanan yang luar biasa. Berarti kita rela untuk jalan di medan
berbatu, terpeleset, basah-basahan demi untuk mencari 2 tanaman Lombok. *Ha ha
ha…. Benar-benar mencengangkan.
Alhamdulillah
untungnya 2 pohon cabai ini lebat berbuah, sehingga langsung kita serbu habis,
kita tidak memandang yang sudah tua maupun masih muda, mengingat perjuangan
kita menuju lokasi ini. setelah selesai kita segera kembali menuju posisi
perahu ketinting di sungai besar, dengan jalan kaki kembali, tentunya dengan
ekstra hati-hati.
Saatnya
melanjutkan perjalanan kembali menuju ladang tanaman pakis, kita menuju ke
hilir kembali. Tidak begitu lama, tiba-tiba setelah melewati tikungan sungai,
kemudian Alex kembali memarkir perahu ketinting kami. Kemudian kita turun
mengikuti jejak kakinya dan mengambil beberapa tanaman pakis. Masuk ke
semak-semak hutan, untungnya saat itu sedang kemarau sehingga tidak ada hewan
pacet yang mengganggu kami. Tanaman pakis di tempat ini tidak terlalu banyak
dan kami hanya bisa mengambil beberapa tanaman saja. Kemudian Alex mengambil
buah *Telesep untuk kami, agak aneh buah ini seperti jantung pisang, namun
didalamnya ada beberapa buah biji yang bisa diambil. Buah ini harum, setelah
dibuka terlihat biji-biji hitam kemudian aku mencoba untuk merasakannya.
Rasanya *hmm…. asam manis luar biasa. Ternyata kami ketagihan, hehe.
Segera
kami kembali ke pinggir sungai sambil memakan buah Telesep ini. sedangkan yang
lain berenang mandi, namun aku dan kak Ika makan buah Telesep sambil foto-foto
di pinggir sungai yang ada batang pohon besarnya. Setidaknya tempat ini bisa
menjadi site foto yang menarik.
Kemudian
Alex membawa kami kembali menuju hilir Temalang, dan ternyata sangat banyak
tanaman pakis. Tinggal memetik pucuk daun muda pakis dengan mudah, kami bertiga
berhasil mengumpulkan pakis 1 karung, Alhamdulillah lumayan juga. Kemudian
setelah berhasil mengumpulkan pakis, segera kita kembali ke perahu, lalu Alex
membawa kami pulang ke hulu, di seberang sungai terlihat pohon durian yang
sedang banyak berbuah namun pohonnya begitu tinggi dan besar. Kemudian Alex
meminggirkan perahu untuk ke sekian kalinya, kebetulan tempat pemberhentian
kami pemandangannya cukup bagus. Sembari Alex dan bu Mer mencari durian, kita
menunggu hasil durian sambil foto-foto. Bu Mer berhasil mendapatkan 1 buah
durian namun sudah dalam kondisi tidak baik. Kemudian Alex memberikan 1 buah
durian yang masih sangat kecil, yaa lumayan, upaya pencarian buah durian ini
bisa kita manfaatkan untuk foto-foto.
Saatnya
melanjutkan perjalanan kembali ke hulu, kami meminta ke Alex untuk mampir di
anras untuk berenang. Untungnya Alex ini adalah siswa kami yang baik, dia mau
menuruti segala keinginan kami. Mandi berenangdi tepian sungai yang jernih
merupakan moment yang menyenangkan. Kemudian Alex segera naik perahu dan kembali
menjalankan mesin kembali ke hulu.
Di perjalanan kami bertemu
teman-teman PKM yang sedang menyelam mencari ikan, Alex lalu menawrkan
tumpangan untuk mereka. Padahal ada sekitar 4 orang (kak Ibing, kak Dendi, om
Erwin, dan Ombet) menurutku ini rekor muatan ketinting yang paling banyak yaitu
12 orang. Berharap di dalam hati, Alex bisa mengemudikan perahu dengan baik,
agar kita semua bisa selamat sampai mes kofol Long Berang. Perahu berjalan agak
lambat, karena muatan perahu cukup berat, akhirnya setelah melewati satu
tikungan sungai komlek kofol Long Berang
sudah mulai terlihat. Sampailah kita semua dengan selamat, dan hari itu
merupakan hari yang luar biasa bagi kami. *Enjoy in every moment ^ ^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar