Menyeberang
pulau kecil dengan menggunakan perahu motor, agak kurang bersahabat denganku.
Apalagi melihat gelombang lautan yang mengulang-alingkan perahu yang kita
tumpangi membuat pencernaanku menjadi tidak seimbang. Alhasil sesampainya
penyeberangan di Pulau Kecil, mabuk laut sudah tidak dapat dihindarkan lagi.
Langsung aja cercaan serta olokan-olokan dari temanku menyerangku secara
bertubi-tubi. Buat makan ikan lah, mengotori laut biru nan bersih lah dan
advice balikan dari temanku yang mabuk laut saat naik kapal Express Bahari. Dia
merasa menang karena mungkin ada hal yang bisa dijadikan sebagai alat penangkis,
karena sesama pemabuk laut. Ha ha.
Setelah
merasakan pantai pasir putih yang benar-benar putih tanpa ada kotoran sampah
plastik dan bernenang, kita semua disuguhkan makanan yang spesial, itu karena
menurutku kita makan di pulau yang tidak berpenghuni, layaknya kita yang sedang
menghuni pulau tersebut. Pada waktu itu tak ada wisatawan yang datang selain
kami sehingga kami cukup dan sangat puas
tentunya.
menu at pulau kecil |
Sajian
ikan bakar, cumi goreng dan nasi yang hangat, serta sebagai pelengkapnya sambal
pedas kacang sangat mengoda lidah dan perut kami. Langsung kita makan dan
santap habis. Kemudian kita dikejutkan oleh
hadirnya semut-semut yang berdatangan untuk mengerumuni sisa-sisa makan kami, kita pun heran ternyata di pulau kecil yang dipisahkan oleh laut ini populasi semut yang banyak menempati. Aku pikir semut-semut itu juga mau mengucapkan kata-kata welcome-welcome untuk kami berlima. He he.
hadirnya semut-semut yang berdatangan untuk mengerumuni sisa-sisa makan kami, kita pun heran ternyata di pulau kecil yang dipisahkan oleh laut ini populasi semut yang banyak menempati. Aku pikir semut-semut itu juga mau mengucapkan kata-kata welcome-welcome untuk kami berlima. He he.
degan ijo segar |
Sebagai hidangan terakhir
yakni degan ijo yang langsung dipetik dari pohon kelapa pinggir pantai. Aku
tidak bisa membayangkan air kelapanya yang super manis dan sangat mujarab
membersihkan racun-racun di dalam tubuh. Segarrnya…sesegar tiupan angin laut
waktu itu. Aku bersyukur…Alhamdulillah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar