Jumat, 27 Januari 2012

Hijaunya Hamparan Teh yang Membuatku Berpikir

Masih dalam kondisi dinginnya Wonosobo waktu itu, aku dan teman-teman menyempatkan untuk mampir singgah sejenak di hamparan kebun teh. Kebun teh ini tentunya memiliki kesejukan temperatur udara yang sangat fresh. Hijau daunnya seakan membuat pandangan mata menjadi segar berbinar. Memang betul jika warna hijau disimbolkan sebagai warna surga. Kemudian aku berjalan menuju rimbunan tanamannya menyusuri pematang kebun teh yang mengesankan. Tatkala sampai ditengah-tengah hamparannya, aku mencoba memetik sehelai daunnya dan aku hirup, kemudian aku pikir daun ini tak seharum teh yang biasa aku minum. Ya jelaslah, teh itu perlu pengolahan lebih lanjut yang biasanya ditambah wangi harum bunga melati.
rimbunan teh-nya menyapaku dengan basah embun yang masih segar
Berbicara mengenai teh, menurutku banyak sekali manfaatnya bagi tubuh. Biasanya yang dikenal dengan sebutan green tea atau teh hijau banyak diserbu untuk penyembuhan kesehatan. Tapi yang ada dibenak pikiranku sekarang, aku cukup heran mengenai teh yang diminum oleh orang Jepang dibandingkan orang di Indonesia. Kalau teh yang diminum oleh orang Jepang biasanya warna air tehnya bening agak kekuning-kuningan, tapi kalau
air teh yang biasa di kita kebanyakan orang-orang tua memilih ginasthel yaitu legi, panas dan kenthel. Nah semakin warna coklat kemerah-merahannya kental semakin nikmat untuk dikonsumsi. Itulah bedanya bukan, memang kita punya cara tersendiri untuk menikmati segelas teh yang ginasthel ini. Kemudian imajinasiku terpulihkan kembali setelah aku terbesit embun yang masih menempel di lembaran daun hijaunya.
it's momonway
Aku susuri lagi dan segera kembali menuju teman-teman yang masih asik untuk mendokumentasikan momen yang penuh kesegaran. Warna hijau memang menyejukkan, aku tidak habis pikir ketika berada di gurun pasir sahara sana yang kering kerontang, hanya desiran pasir yang diterbangkan oleh angin yang gemuruh. Yakin tidak ada warna rumput menghijau di sana. Aku akan selalu syukuri keindahan bumi ini ya Rabb, yang telah Engkau persembahkan kepada makhluk ciptaanMu. Sejuk hatiku dikala itu serasa setetes embun yang telah membeku di dalam lubuk sanubari kutub hatiku. Kembali sejenak bergabung dengan teman-teman cewek Geografi, membuat rekam jejak memori kebersamaan dikala kita masih bersama mengagumi keindahan yang terlukiskan.
The girls of Meca Rica always happy
 Terimakasih, hanya menuliskan memori yang masih teringat dalam file otakku.

4 komentar:

  1. Balasan
    1. @Dalili : heh he..thx..thx..udah mampir...sippo

      Hapus
  2. ohh iki yang di wonosobo yaa, di bagian mananya nih min?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Abenx: iya betul di Wonosobo, tapi kurang tau namanya benx, pokoknya di atas Telaga Menjer kebunnya.he h

      Hapus