“Siapa
yang tak tahu gunung Bromo? Kawah yang mengepul dari gunung tersebut menjadi
pemandangan yang memesona. Belum lagi puncak Pananjakan, yang dari sini
wisatawan bisa menikmati sinar jingga matahari terbit yang lamat-lamat
menyinari Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru, selalu berhasil membuat
decak kagum.”
Akses menuju gunung Bromo
dapat ditempuh melalui Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo yang dinilai
akses paling strategis karena dapat menghubungkan jalur wisata lainnya seperti
ke Bali maupun Yogyakarta melalui jalur Pantura Jawa Timur.
Posisi tersebut, yang
dibarengi dengan besarnya daya tarik kawasan wisata gunung Bromo, memungkinkan
kabupaten seluas lebih dari 1.696,17 km2 ini bisa menyediakan
fasilitas maupun sarana-sarana yang mendukung wisata di gunung tersebut, dengan
maksud agar membuka potensi-potensi wisata lingkungan lainnya di Kabupaten
Probolinggo.
Potensi
Kabupaten Probolinggo
memang bukannya tidak memiliki potensi wisata untuk dikembangkan. Tengok saja,
wisata gunung sampai laut di Selat Madura membuat kabupaten ini memiliki
peluang besar untuk “menggarap” para wisatawan yang melewati daerah di sebelah
tenggara Surabaya ini.
Sebagai contoh, di Selat
Madura ada Pulau Gilikketapang yang sejatinya tentu bisa menunjang wisata
bahari. Pulau Giliketapang berjarak 5 mil dari Pelabuhan Ujung Tembaga, dengan
waktu tempuh perjalanan sekitar 30 menit dengan naik perahu motor. Di pulau
seluas 68 ha ini, sebagian besar penduduknya adalah suku Madura dan hampir 90%
terdiri dari para nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut.
Menurut situs resmi
Kabupaten Ketapang, yang unik dari pulau tersebut adalah kepercayaan masyarakat
setempat tentang asal-usul nama Gili Ketapang. Dikatakan bahwa pulau ini memiliki
tenaga ghaib yang dapat bergerak lamban di tengah laut. Semula pulau ini
menjadi satu dengan daratan Desa Ketapang, ketika gunung Semeru Meletus,
terjadilah gempa bumi yang dahsyat sehingga sebagian daratan desa Ketapang
terpisah ke tengah laut sekitar 5 mil dari kota Probolinggo sebagian daratan
itu menjadi sebuh pulau yang bergerak. Oleh sebab itu masyarakat setempat
menyebut pulau tersebut dengan nama Gili Ketapang berasal dari bahasa Madura
yang artinya mengalir, sedangkan Ketapang adalah nama asal desanya.
Potensi wisata bahari
lainnya diproyeksikan pada pengembangan Pantai Bentar dengan upaya reklamasi.
Tujuan reklamasi itu untuk menyediakan ruang tambahan bagi penyediaan fasilitas
penginapan wisatawan. Sementara itu, potensi-potensi wisata lainnya meliputi
pemandangan laut di Paiton, arung jeram di Sungai Pekalen dan wisata agribisnis
di Kecamatan Krucil.
Di sisi lain, Kabupaten
Probolinggo tampaknya juga menjanjikan peluang usaha yang mendukung pariwisata,
khususnya di gunung Bromo. Usaha tersebut misalnya penginapan, karena umumnya
orang-orang yang pergi ke Bromo akan berangkat dini hari untuk “mengejar”
matahari terbit; transportasi yang mampu membawa wisatawan ke kawasan wisata
gunung Bromo;guide; atau menyediakan
informasi yang dibutuhkan agar wisatawan juga merasa tenang dan senang. [ditulis dan ditambahkan dari Sumber: ASP
Kompas, 13/12/11]