Senin, 05 Januari 2015

Mancing dan Kemah di Anras Sungai Mentarang

Selasa, 8-10-2013 kami berangkat ke sekolah seperti biasa, jam 07.20 kita sudah sampai di kantor. Banyak kegiatan yang kami sering lakukan di sekolah selain mengajar, yaah untuk menambah kesibukan biar tidak pernah bosan. Kebetulan hari ini temen kami Joko Seko akan turun ke kota yaitu untuk keperluan ikut pertandingan bola voli di Malinau mewakili club di Pulau Sapi dan sekaligus untuk membeli kebutuhan logistik kami yang sudah hampir habis.

Pak Marthen (Kepala Sekolah kami) tiba-tiba mengajak untuk pergi mencari ikan, mungkin karena melihat kebosanan di wajah kami berempat dengan rutinitas itu-itu saja, jadi beliau membuat acara dadakan. Pak Marthen memiliki hobi memancing dan berburu di hutan, hobi ini merupakan hobi yang sering dilakukan oleh penduduk setempat di daerah-daerah Long seperti Long Berang. Kemudian beliau mengajak guru-guru SMP N 1 Mentarang Hulu dan memanggil beberapa siswa yang memiliki ketinting untuk diajak nyilam mencari ikan, camping di anras lebih tepatnya.

Siswa SMA kami yang bernama Anrison, dia memiliki ketinting dan bisa mengoperasikannya, kemudian siswa SMP yang diajak adalah Alex dan Johan. Rencana kami pergi jam 14.00 siang setelah sepulang sekolah. Karena belum makan siang, maka kami hanya sempat menggoreng telur dan makan dengan sambal terasi instant, maklum karena mencari sesuatu yang cepat untuk dimakan. Setelah selesai solat kita segera prepare untuk menyiapkan barang bekal yang akan kita bawa. Peralatan tersebut ada gelas, piring, panci, pisau, ceret, bumbu-bumbu seperti garam, masako, kecap, gula, kopi, minyak gas/minyak tanah, beras, korek api dan lainnya.
Ketinting adalah alat transportasi utama kami di sini
Jam 13.45 empat perahu ketinting sudah diparkir di pinggir sungai di belakang mes sekolah kami, waktu itu kami segera bersiap tentunya dengan pakaian pelampung, hehe. Teriakan suara siswa-siswa kami “Bu, cepetan segera naik ke ketinting !!” ini merupakan perjalanan pertama kami menaiki ketinting, karena sebelumnya kita untuk menuju Long Berang ini naik *Long Boat yaitu perahu kayu yang lebih besar dari ketinting.
Tetap safety dengan pelampung ^ ^
Saatnya petualangan baru dimulai, setiap ketinting diisi 4-5 orang berarti ada sekitar 16-20 orang yang ikut mecari ikan dan perempuan yang ikut hanya 5 orang saja yakni aku, Dwining, Ika, Bu Mari, dan Bu Lia. Perjalanan kami menuju hilir anras yang kita tuju sangat menyenangkan sekali, sensasi naik ketinting perjalanan menyusuri sungai yang jernih dan pemandangan hutan belantara yang hijau, ditambah kami menaiki ketinting milik siswa kami. Mereka begitu pandai menjadi motorist ketinting dan juru batu perjalanan. Sembari berfoto ria mendokumentasikan moment juga menikmati indahnya alam di pedalaman Kalimantan ini.
Jernihnya air di hulu sungai Mentarang
Perjalanan sekitar 15 menit, tiba-tiba perahu kami di pinggirkan begitu aja, dan tiba-tiba dua siswa kami langsung terjun ke air dengan menggunakan senjata penembak ikan. Karena kita diparkir di pinggir jadi aku dan Dwining hanya duduk diatas ketinting sambil menunggu mereka, kemudian aku foto-foto, baru sekejap kita berhenti tau-taunya Alex sudah dapat hasil tangkapan. Begitu keren sekali, mereka adalah penyelam-penyelam hebat di tengan-tengah deras dan jernihnya sungai di Kalimantan. Kemudian perahu kami dipinggirkan ke samping menuju anras.
Hasil tangkapan ikan sungai *Baung dan Pelian
Sambil menunggu anak-anak menyelam, Pak Marthen dan Pak Forret memancing dan berburu, yang perempuan merebus air dan membuat kopi. Kemudian menanak nasi dan membakar hasil tangkapan ikan yang pertama. Ikan yang kami bakar hanya kita bumbui dengan garam dan masako saja, ikan pertama yang kita bakar namanya adalah ikan Pelian. Agak lumayan besar ikan ini, sambil menunggu Pak Eko menjala juga, kita yang perempuan ngobrol dan berfoto-foto di anras. Sekitar jam 16.30 para penyelam sudah kembali datang dengan hasil tangkapan mereka. Semakin penasaran dengan hasil tangkapannya, ternyata benar sekali ikan yang diperoleh sangat besar-besar dan jumlahnya lumayan banyak. Kemudian ikan-ikan itu kita bersihkan dan kita bakar di anras untuk dimakan secara bersama-sama.
Bakar ikan langsung di anras Mentarang Hulu
Moment seperti inilah yang aku suka, bisa berkumpul bersama menyatu dengan masyarakat asli suku Dayak Londayeh, walaupun kita masing-masing berbeda agama, suku dan bahasa namun kita bisa menyatu seperti layaknya saudara. Moment kebersamaan yang sangat menyenangkan, kita ngobrol, bercanda,  dan makan bersama dengan alas daun pisang. Be a great day.
Kebersamaan kami dengan anak suku Dayak Lundayeh
Waktu itu jam udah menunjukkan jam 17.00 namun, ternyata mereka belum puas mencari ikan, untuk itu para penyelam-penyelam hebat siswa kami akan melanjutkan kembali mencari ikan. Sedangkan kami ibu-ibu ditemani Pak Eko Agus kita ngobrol bareng di anras sambil menunggu kepulangan para penyelam pencari ikan. Jam 21.30 ketinting sudah datang kembali dengan membawa hasil tangkapan ikan yang cukup banyak untuk itu kami bersiap untuk kembali ke kampung Long Berang tepatnya di mes sekolah. Waktu itu adalah pengalaman pertama kami naik ketinting pada malam hari, yang hanya diterangi oleh lampu senter, menembus jalan sungai di tengahnya gelapnya hutan belantara Kalimantan, tentunya perjalanan ini menjadi perjalanan yang sangat sensasional dan mengandung banyak cerita petualangan.
Pak Marthen adl Kepala Sekolah kami yg hobi mancing
Sesampainya di mes hasil tangkapan ikan yang diperoleh dibagi ke kami dan kami diberikan 1 ikan baung dan 2 ikan pelian yang besar-besar, Alhamdulillah bisa untuk lauk esok hari. Pokoknya petualangan mencari ikan di sungai waktu itu menjadi peristiwa yang luar biasa bagi kami. Good moment ^ ^.

2 komentar:

  1. waw..keren mbak..Great Experience :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih wahyu,, hehe
      gimana kabarmu?? lagi sibuk studi s2 yaa,, sukses selalu yaa ^ ^

      Hapus