Sejak kedatanganku di penempatan SM3T di desa
Long Berang Kecamatan Mentarang Hulu kabupaten Malinau ini, banyak sekali
realita pendidikan yang aku temui. Sebenarnya kasihan juga aku melihat nasib
anak-anak bangsa di pelosok Negeri ini, sudah SMP namun ada yang masih belum
bisa baca dan masih mengeja, belum bisa berhitung, perhitungan dasar juga masih
banyak yang belum bisa. Kekurangan guru dan tenaga profesional mengajar
sangatlah kurang di sekolah ini, banyak guru PNS yang jarang masuk dan yang
mampu bertahan untuk mengajar hanyalah guru kontrak dan guru honorer.
SMP N 1 Mentarang Hulu
Letak sekolah kami berada di hulu sungai Mentarang, jadi kita berada di
atas bukit di Mentarang Hulu, transportasi untuk menuju daerah ini hanyalah
menggunakan perahu kayu seperti Longboat dan Ketinting. Tidak ada jalan darat,
jadi tidak ada mobil, bis, bahkan motor pun hanya ada 2 atau 3 yang dimiliki
oleh petugas kecamatan. Terbatasnya akses menuju lokasi ini sehingga jumlah
penduduk yang tinggal disini hanya sedikit. Untuk itu daerah ini sangat
terisolasi karena keterjangkauan transportasi menuju lokasi tempat ini.
Setiap hari anak-anak selalu memperoleh bentakan
bahkan pukulan dengan kayu penggaris maupun kayu rotan, hukuman fisik masih
sering diterapkan di sekolah ini. Anak-anak selalu diceramahi soal kedisiplinan
namun guru-guru yang ada disini jarang sekali untuk bisa disiplin mengajar,
sangat ironis memang. Selain itu cara pengajaran yang diterapkan oleh guru-guru
disini sangat monoton dan kurang berkembang. Tidak ada media yang menarik yang
dapat guru sampaikan. Guru-guru masuk kelas untuk mau mengajar itu sudah
merupakan nilai plus, jadi bentuk ngajarnya seperti apa itu sudah nomor dua.
Siswa paham dengan materi yang disampaikan maupun tidak itu bukan menjadi suatu
alasan demi tercapainya tujuan pembelajaran di kelas. Sehingga belajar menjadi suatu hal yang menakutkan di
kelas dan pasti terasa membosankan bagi siswa.
Untuk itu kesempatanku untuk mengajar di sekolah
ini adalah merubah metode cara penyampaian belajar *fun learning yang lebih menyenangkan. Memberikan beberapa *ice breaking di setiap kelas yang aku
ajar agar siswa merasa senang dan tidak bosan. Aku suka mengajar karena bisa
sharing berbagai ilmu dan transfer
knowledge maupun transfer value.
Mengajar bagiku adalah sebuah panggilan hati, di sekolah ini aku selalu
memotivasi mereka untuk terus berani bermimpi dan menggapai cita-cita setinggi
mungkin. Aku tau mereka adalah anak-anak yang lahir di daerah pedalaman tapi
aku percaya mereka memiliki kesempatan sama untuk memiliki mimpi-mimpi dan
meraihnya.
Di daerah Terdepan, Terluar
dan Tertinggal disini tepatnya di daerah tapal batas dengan Malaysia, dengan
waktu satu tahun yang singkat ini akan aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Berbagi pengalaman dengan mereka, belajar bersama mereka, dan bersosialisasi
bahkan menjadi bagian dari keluarga mereka. Di pedalaman desa Long Berang ini
aku bersyukur walaupun dengan segala keterbatasan akses transportasi, listrik
dan bahan kebutuhan logistik, namun aku merasakan kebahagiaan bersama
masyarakat suku Dayak Lundayeh disini. Mengenal budaya dan tradisi masyarakat
yang ada, belajar bahasa mereka dan bernyanyi lagu daerah dengan mereka menjadi
suatu hal yang menyenangkan.
pantang nyerah cikgu...perjuanganmu pasti suxes, wujudkan keinginan mereka u/ meraih cita2. GBU.[ pa'cikgu...long berang ]
BalasHapusMakasih, semoga bermanfaat, tapi sekarang saya sudah di Jogja, menjadi pengajar di sini, pengalaman mengajar di Long Berang begitu mengesankan ^ ^
Hapusmakasih pak,, setahun sudah mengabdi di Long berang sungguh pengalaman hidup yang luar biasa,,
BalasHapusHalo kak, boleh cerita2 lebih detail dong ttg sman 11 malinau :)
HapusHalo kak, boleh cerita2 lebih detail dong ttg sman 11 malinau :)
HapusTetap semangat...
BalasHapus