Minggu, 22-9-2013 pagi jam 5.30 kita sholat
subuh dan mencuci pakaian, karena kita belum memiliki minyak tanah kita harus
membeli di kampung yang jarak dari mess sekolah kita harus berjalan kurang
lebih 1 km. Setelah minyak kita dapatkan segera kita memasak nasi, tumis tempe
dan menggoreng telur. Siang itu adalah makan siang pertama kita di desa Long
Berang yang sungguh sangat nikmat luar biasa. Kemudian kita mandi dan diajakin
oleh Pak Bustang menuju air terjun Kembar di Long Berang.
jalan menuju kampung desa Long Berang dipinggir terlihat sungai Mentarang |
Jam 14.00 kita mulai
perjalanan menuju air terjun Kembar dengan jalan kaki, kita melewati perkampungan,
SD dan juga jembatan gantung. Ternyata untuk menuju air terjun ini kita harus
menyusuri sungai kecil yang dangkal dan airnya jernih. Pemandangan di
kanan-kiri sungai adalah hutan hujan tropis basah yang sangat lebat. Tentunya
dengan suasana yang sangat asri dan indah, *saatnya petualanganku dimulai dari
sini.
Menyusuri sungai kecil yang dangkal ternyata
tidak mudah juga, sesekali tergelincir batuan yang licin sehingga hampir jatuh
ke sungai, kadang harus naik-turun igir-igir sungai. Butuh waktu sekitar 30
menit perjalanan dengan jalan kaki untuk menuju air terjun Kembar ini, sampai
di lokasi kita baru tau kalau air terjun ini ada 2 dan memiliki ketinggian yang
sama dan bermuara di satu tempat, untuk itu masyarakat setempat menamainya
dengan sebutan *air terjun Kembar.
air terjun kembar |
Tadinya kita sampai di air terjun ini hanya
6 orang kemudian banyak penduduk yang ikut sehingga ada sekita 12 orang dan
semuanya terjun merasakan dinginnya air terjun Kembar ini. Kata penduduk lokal
kalau pengunjung yang datang harus mandi dan merasakan air terjun ini, pada
awalnya kita yang perempuan tidak mau mencoba untuk menceburkan diri, namun
karena dipaksa dan tidak enak untuk menolak akhirnya aku dan Dwining
menceburkan diri ke dalam air terjun, *seru juga.
Setelah puas basah-basahan dan foto bersama
kemudian kita segera kembali ke mess sekolah untuk bersih-bersih diri dan makan
malam. Ternyata malam nanti ada acara nonton bareng final piala AFF U-19 antara
Indonesia dengan Vietnam, kebetulan lokasi untuk nonbar ini ada di depan mess
sekolah kami. Wajar kalau disini ada acara nonton bersama karena tidak ada
listrik dan hanya memakai genset, sehingga TV disalurkan dengan LCD dan
menggunakan layar yang lebar, setelah jam 20.00 penduduk sekitar berdatangan
untuk menonton pertandingan tersebut padahal jam 21.00 WITA pertandingan baru
dimulai, namun penduduk sudah ramai berdatangan. Kita sebagai pendatang baru
ikut menyaksikan pertandingan ini, walaupun besok pagi hari Senin dan kita
harus upacara bendera pagi-pagi. Serunya menonton pertandingan sepak bola baru
aku rasakan malam ini, tidak tau kenapa bersama suku Londayeh yang tentunya
berbeda bahasa dan budaya namun kami bisa menyatu begitu saja. Pertandingan
tersebut akhirnya dimenangkan oleh tim Indonesia dengan adu tendangan pinalti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar