Sabtu, 21-9-2013, kita berempat yakni Amin
Fitriyah, Dwiningsih Afriati, Ika Novita Sari dan Joko Seko Santoso bersiap
diri untuk naik longboat, sebelumnya kita mengangkut barang-barang ke perahu terlebih dulu, dengan berbekal baju
pelampung yang diwariskan oleh kakak SM3T angkatan II, pelampung tersebut
langsung kita pakai demi keamanan saat perjalan menyusuri sungai. Perasaan
jantung deg-degan dan was-was menggelayuti pikiran masing-masing, karena ini
adalah pengalaman baru kita menggunakan alat transportasi seperti ini, apalagi
masyarakat bilang bahwa kedalaman sungai Mentarang ini sekitar kurang lebih 10
meter, sangat begitu dalam. *Bismillah kita berdoa di dalam hati dan memulai
perjalanan menyusuri sungai.
Longboat yang kita tumpangi sering bergoyang ke
kiri dan kanan untuk itu kita disarankan untuk duduk di tengah-tengah perahu
dan tidak boleh bersandar di samping dek perahu. Perjalanan kita lalui dengan melewati
hutan belantara Kalimantan yang sangat lebat. Akhirnya aku bisa menyaksikan
langsung *lebatnya hutan hujan tropis di pedalaman Kalimantan yang sungguh
sangat luar biasa. Pohon-pohon besar dan semak-semak belukar yang sangat sulit
untuk ditembus, semua terhampar dan berwarna hijau tua *subhanalloh hati ini
berdecak kagum. Batu-batuan yang berada di pinggir-pinggir sungai rata-rata
adalah batuan besar yang sudah tererosi secara alami oleh arus sungai, yang
menyebabkan bentuknya sangat beraneka ragam.
Perjalanan menuju Long Berang ini kita harus
melewati 2 giram yang besar yaitu giram Kayan dan giram Belalau. Giram itu
sejenis jeram yang sangat besar sehingga untuk naik ke hulu perahu harus
melawan arus sungai, dan melawan gesekan batu-batuan besar yang menghalang.
Ketika melewati giram Kayan longboat yang kita tumpangi bergoyang luar biasa,
namun dengan keahlian sang motorist yang sudah terbiasa melewati jalur ini,
akhirnya giram Kayan berhasil dilewati juga, alhamdulillah.
Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kita
berhenti sejenak di pinggir sungai untuk makan siang, untungnya kita membawa
bekal nasi bungkus dan oseng tempe yang dibuatkan oleh mb Puput & mb Desi.
Jadi pada saat istirahat kita bisa makan bekal bersama, selang waktu beberapa
menit kita harus melanjutkan perjalanan kembali, efek perut yang sudah kenyang
dan tiupan angin sungai membuat mata kita terasa ngantuk. Namun rasa ngantuk
itu dikejutkan oleh teriakan sang awak perahu longboat, dimana kita akan segera
melewati giram yang paling besar yaitu giram Belalau. Untuk itu sebelum
melewati giram ini longboat menepi dan semua penumpang turun, lalu longboat
ditarik keatas. Benar-benar merupakan perjalanan yang luar biasa, untuk menuju
lokasi penempatan SM3T di Long Berang ini. Akupun sangat bersyukur mendapatkan
lokasi penempatan yang sangat *sensasional ini, Alhamdulillah.
Mesin longboat yang kita tumpangi mati, sehingga
perahu berjalan mundur mengikuti arus sungai, perasaan takut dan was-was muncul
lagi. Mesin longboat berusaha untuk dihidupkan namun tidak juga menyala,
akhirnya kita menepi dan menunggu perbaikan mesin. Benar-benar sensasional,
dalam hati ini berdoa agar mesin longboat bisa nyala kembali, selang beberapa
menit kemudian Alhamdulillah mesin bisa dihidupkan kembali. Kita segera
melanjutkan perjalanan menuju tempat lokasi pengabdian yakni di desa Long
Berang. Sekitar pukul 16.30 kita sampai di Long Berang, kita diantar oleh Pak
Djesli M, S.Pd K (Kades) ke mess yang akan kita tempati. Ternyata lokasi
sekolah yang akan kita ajar berada di pinggir sungai termasuk mess yang kita
tumpangi. Sehingga sungai ini selayaknya jalan raya karena dipakai berlalu
lalang ketinting dan longboat. Alhamdulillah kita sampai dengan selamat, dan
aku bahagia bisa merasakan perjalanan ini.
Sesampainya kita di mess disambut oleh beberapa
guru pengajar yang sama-sama tinggal di mess sekolah, semuanya ramah-ramah dan
rata-rata mereka berbicara dengan keras dan cepat dengan logat suku Dayak
aslinya. Ada Pak Berly Sakay, Pak Bustang, Pak Ali dan Pak Agus. Kemudian kita
beres-beres menata barang bawaan kita ke dalam kamar masing-masing. Malam itu
kita belum sempat masak dan karena kelelahan perjalanan tadi siang kita
istirahat lebih awal dari biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar