“Puncak Mahameru bukanlah sumber kekuatan,
kekuatan itu berada di hati, jiwa dan pikiran masing-masing, yang tiap-tiap
orang miliki dan tidak ada batasnya ~mengutip dari Mr.Portable”
Senin
17-6-13 jam 15.00 kumpul di basecamp Uboed *klebengan, temen-temen pendakianku
kali ini ada 7 orang yakni Uboed, Ms Momo, Mb Marita, Ms Nanda, Rifqy, Hengky
dan aku Amin Fitriyah, Baru kali ini aku akan mendaki tanpa temen-temen Palaga.
Jam 20.00 berangkat dari Janti ke Terminal Surabaya jam 05.45 setelah sholat
shubuh jam 06.15 kita melanjutkan ke Terminal Arjosari sampai jam 09.00 setelah
itu melanjutkan ke Pasar Tumpang menggunakan bison putih, dan sampai di Pasar
Tumpang jam 10.00 di pasar ini kita beli logistik yang sangat lengkap dari
sayuran, tempe, buah melon, ikan asin, bumbu instant dan lainnya. Di lokasi
pasar ini kita sekalian sarapan “Pecel Mak Mad” yang terkenal dengan warung
tenda biru Mahameru, tentunya pecel ini sangat spesial dan murah. Jam 10.30
kita segera menuju basecamp Ranu Pani pake jip putih adventure, ternyata lama
perjalanan sekitar 2,5 jam karena medan jalan naik turun dan jalan yang penuh
tantangan alias *gronjal-gronjal, hehe.
Selasa,
18-6-13 Alhamdulilah sampai di Basecamp Ranu Pani sekitar jam 12.30 di basecamp
ini kita disuguhi danau Pani yang segar, suhu di basecamp Ranu Pani ini lebih
sejuk dari yang dibayangkan. Sampai di basecamp kita segera mengurus perijinan
pendakian yang sudah dikoordinir oleh Uboed, untuk pendaftaran perijinan ini
masing-masing pendaki harus menyiapkan foto copy ktp dan surat kesehatan
masing-masing 2 buah. Ternyata untuk perijinan masing-masing dikenai per@
Rp10.000, tenda per@ Rp20.000, Kamera digital/Handycamp/HP yang berkamera per@
dikenai tambahan biaya Rp5.000 sepertinya biaya tersebut memang balance dengan
keindahan alam yang akan disuguhkan oleh Balai Taman Nasional Semeru.
Jam 12.45
kita sholat dzuhur sekalian menjamak sholat asar, setelah itu kita segera
packing ulang dan segera berangkat untuk memulai pendakian jam 13.00.
Perjalanan dari basecamp Ranu Pane menuju Ranu kumbolo sekitar 5 jam pendakian.
Harus melewati 4 pos pendakian, untuk perjalanan pendakian kali ini kita
di-leader-i oleh Uboed sehingga selama prosesi pendakian kita harus ikut semua
aturan yang telah disepakakti. Formasi pendakian waktu itu kita jalan
beriringan ber-tujuh orang, pertama Uboed, aku, ms Momo, mb Marita, Rifqy, ms
Nanda dan yang terakhir adalah Hengky. Aku berpikir kenapa aku ditaruh di
formasi kedua setelah Boedi, itu karena aku pikir dari ke tujuh pendaki itu
fisikku yang paling lemah sehingga harapannya aku bisa mengikuti jejak langkah
sang leader Uboed.
Seperti
biasa nafas pertama untuk mendaki terasa lebih berat, ya ini memang karena kita
baru start on, jalan naik turun masih disuguhi dengan ladang penduduk, itu
artinya kita baru benar-benar jalan sedikit. Pendakianku kali ini benar-benar
keren karena apa, karena aku mendaki tanpa teman-teman Palaga. Itu artinya
fisikku harus tetap terjaga dan fit. Aku akui Uboed memang leader yang udah
professional, setiap kita sudah terlihat capek, terutama aku yang paling
terlihat kita diberi waktu istirahat selama 15-20 detik (menurutku ini adalah
waktu istirahat yang benar-benar sebentar) hanya bisa untuk mengatur nafas saja.
Namun aku sudah mempercayainya, dan kita harus mengikuti aturan yang ada.
Setiap melalui jalur medan tanjakan naik, rasanya capek banget namun dengan
istirahat per 15-20 detik itu kita saling menyemangati dan sampailah kita di
Pos 1.
Saat itu
kabut pun turun dan semakin tebal nyaris pandangan siang hari itu terganggu
oleh turunnya kabut, dan sampailah di Pos 1 pas turun hujan. Alhasil kita
memutuskan untuk menggunakan rain coat, baru kali ini pas pendakian berangkat
sudah kehujanan, karena pendakian-pendakianku sebelumnya selalu sehabis dari
puncak kehujanan, tapi tidak apa-apa, hujan adalah salah satu bentuk dari
rahmat dan berkah-Nya. Kita berjalan beriringan sambil diguyur hujan yang
lumayan deras, jalan setapak pendakian pun menjadi aliran air, sepatu basah
hingga kaos kaki. Pos 2 dan Pos 3 sudah kita lewati tentunya dengan
selingan-selingan istirahat beberapa kali. Beban berat carrier sudah menjadi
tanggungjawab masing-masing, semuanya capek dan kita sudah hampir 4,5 jam
perjalanan dan itu artinya kita akan segera sampai di Ranu Kumbolo.
Tidak
terasa tubuh danau Kumbolo sudah terlihat begitu indahnya, hampir pukul 16.45
kita kita sudah di bibir bukit Ranu Kumbolo, Alhamdulillah danau ini
benar-benar sangat indah. Rasanya adem di hati melihat ciptaan Alloh yang
begitu indahnya, Uboed bilang kalau yang kumpulan tenda-tenda dome yang
terlihat nantinya kita juga akan ngecamp
di tempat tersebut. Di pos 4 sebelum
Ranu Kumbolo ini kita sempat istirahat 1 menit karena sambil foto-foto (hehe
untungnya istirahatnya enggak 15 detik).
Melanjutkan
perjalanan dengan formasi barisan yang masih sama, kita disuguhkan padang
ilalang yang diapit oleh bukit-bukit indah dan Ranu Kumbolo yang besar, dalam
hati hanya bisa berucap *subhanalloh, indahnya. Alhamdulillah jam 17.00 kita
sampai di Ranu Kumbolo dalam keadaan sehat dan langsung bersiap mendirikan
dome, sholat, dan masak. Malam itu kita akan menghabiskan malam di tenda dome
di Ranu Kumbolo yang dingin beku, semakin malam semakin terdengar beberapa
pendaki yang baru datang. Peralatan masak yang dibawa Uboed sangat lengkap dari
kompor gas, trangia, dan aku bawa kompor klasik paraffin, hehe. Menu malam itu
kita menanak nasi, menggoreng tempe & ikan asin, dan membuat sup. Setelah
makan, jam 21.30 kita segera istirahat tidur.
Rabu, 19-6-13
kita bangun dengan kondisi yang segar bugar, rasa capek pendakian kemaren
hilang begitu saja. Jam 05.00 kita segera mengambil air wudlu langsung di Ranu
Kumbolo dan sholat subuh berjamaah di dome, semburat fajar Ranu Kumbolo sudah
terlihat jingga kemerah-merahan. Sehabis sholat subuh kita segera hunting foto
sunrise Ranu Kumbolo yang cantik memesona, desir hatiku yang beku pada pagi itu
hanya bisa bersyukur menikmati keindahan yang ada, *terimakasih ya Rabb.
sunrise di Ranu Kumbolo |
Uboed
mungkin sudah biasa dengan pemandangan Ranu Kumbolo pagi itu, karena bagi dia
pendakian Semeru kali ini merupakan pendakian ke-9 kalinya, jadi dia sudah siap
dengan peralatan masaknya. Menu pagi itu kita menanak nasi, menggoreng telur
campur mie, dan oseng-oseng buncis tempe. Benar-benar menu makanan yang
spesial, kita selalu makan bersama-sama. Susu jahe anget coklat dan kopi
menjadi pilihan minuman yang nikmat dan bisa menghangatkan badan. Jam 8.00 kita
harus start untuk melanjutkan perjalanan pendakian, jadi setelah makan kita
segera packing perlengkapan dan menurunkan dome.
Kurang lebih
jam 8.30 kita segera melanjutkan pendakian, tentunya sebelum berangkat kita
berdoa bersama terlebih dulu. *Bismillahh, kita jalan beriringan dengan formasi
barisan yang masih sama aku di nomor dua setelah Uboed, nah ini kita akan
melewati *tanjakan cinta dan harus memulai dengan start nafas pertama. Begitu
berat memang, menopang beban carrier yang semuanya berat bahkan carrier yang
cowok lebih berat, dan aku tak kuasa untuk tidak menoleh ke belakang, hehe.
Tidak masalah yang penting sedikit demi sedikit akhirnya Tanjakan cinta bisa
dilalui juga dengan nafas ngos-ngosan. Percaya aku, kalau Uboed tanpa menoleh
dan tanpa berhenti *dia memang super keren gila, hehe. Alhamdulillah setelah
tanjakan cinta dilewati kita akan disuguhi tempat yang luas berisi padang
ilalang dan padang lavendernya yakni “Oro-Oro Ombo”.
Alhamdulillah,
sampai di Oro-Oro Ombo yang benar-benar luas seperti namanya, tempat ini sangat
indah salah satunya karena hamparan warna ungu yakni bunga lavender yang sangat
indah. Beruntung sekali saat itu bunga lavender baru mekar-mekarnya sehingga
pemandangan waktu itu hamparan permadani ungu terlihat sangat *wonderful. Di
Oro-Oro Ombo ini kita agak lumayan lama karena moment untuk mendokumentasikan
foto menjadi hal yang wajib dilakukan di tempat indah ini.
terjebak di Padang Lavender yang *mekar ungu menakjubkan |
Di padang
bunga Lavender ini sangat bagus untuk foto prewedding, jadi disarankan yang mau
nikah boleh kok ke tempat ini untuk hunting foto prewedd, hehe. Pendakian
gunung Semeru kali ini benar-benar merupakan pendakian yang *super keren, waktu
itu kita berbarengan dengan para pendaki dari Jember, tentunya mereka sangat
friendly dan menyenangkan. Kita jadi tambah teman yang sangat menyenangkan.
Setelah
melewati padang Oro-Oro Ombo yang sangat luas dan memukau kita segera akan
sampai di Cemoro Kandang, jajaran pohon cemara sudah berbaris seperti ingin
menyampaikan ucapan selamat datang bagi kita. Terik matahari siang itu
benar-benar menguras energi perjalanan pendakian, butuh istirahat di setiap
detik perjalanannya. Apalagi trek medan yang kita lewatin menanjak naik,
sehingga fisikku yang paling lemah hanya bisa dikuatkan oleh semangat jiwa dari
dalam diri masing-masing. Ms Momo yang dibelakangku yang sering memotivasiku
dan mendorongku dari belakang. Setiap terasa sudah tidak kuat, aku yang pertama
minta break ke Uboed.
hampir sampai di Kalimati |
Sekitar 3,5 jam perjalanan melewati hutan cemara,
sepertinya medan jalan naik sudah tidak ada karena banyak sekali
turunan-turunan, kata Uboed itu artinya kita akan segera sampai di Kalimati,
Alhamdulillah. Aku sudah tidak menghiraukan terik panas matahari siang itu, dan
benar puncak pasir gunung Semeru terlihat berdiri angkuh di depan kita, dan
saatnya sambil istirahat kita foto-foto dengan background gunung Semeru yang tinggi
besar menjulang.
Setelah
rehat sebentar kita melanjutkan perjalanan dan alhamdulillah sampai di Kalimati
Pukul 12.15, bayanganku di awal aku kira Kalimati itu sudah batas vegetasi
dengan pasir, ternyata Kalimati itu juga merupakan tempat yang luas dan masih
terdapat padang ilalang dan edelweiss. Terdapat beberapa pendaki yang ngecamp
di Kalimati, tapi kata Uboed kita hanya masak, istirahat, sholat dan makan.
Kalimati adalah tempat terakhir terdapat mata air yang disebut “Sumbermanik”
sehingga kita mengambil beberapa botol 1,5 liter air dan 1 drigen air untuk
dibawa naik hingga persediaan buat summit ke puncak. Sepertinya ini agak berat,
karena kita harus membagi persediaan air, buat masak, buat bekal pendakian,
buat ke puncak.
Aku dan mb
Marita tayamum lalu kita segera sholat dzuhur dijamak dengan sholat ashar,
sehabis itu kita bantuin Uboed masak, dan menu siang itu adalah menanak nasi,
menggoreng teri, dan buat pecel. Benar-benar menu pendakian yang sangat
spesial, karena aku percaya pendakian ke gunung Semeru ini bukan merupakan
pendakian yang biasa, karena kita membutuhkan 3 hari pendakian dan kita harus
disuply dengan makanan yang sehat, hampir di pendakian Semeru kali ini kita
tidak merebus mie instant. Uboed benar-benar keren, kita bawa logistik sayuran
dan lauk yang lengkap.
Oh ya
Uboed juga bawa jaring biru yang dikaitkan ke dua pohon jadi kita bisa duduk
atau sandaran di bandulan ini, lengkap bener perlengkapan dia. Setelah kita
makan bersama lalu kita segera packing untuk melanjutkan perjalanan pendakian
ke Arcopodo. Teman-teman dari Jember memilih ngecamp di Kalimati, namun Uboed
sang leader sudah memilih untuk ngecamp di Arcopodo, dan kita percaya kenapa
dia sudah memutuskan untuk ngecamp disana. Mungkin alasan itu akan terjawab
nanti, setelah kita berdoa bersama jam 13.00 kita segera melanjutkan perjalanan
pendakian.
Melewati
padang ilalang dan padang edelweiss di Kalimati, sembari bertegur sapa dengan
beberapa pendaki yang memilih untuk ngecamp di tempat ini. Jalan pendakian
masih landai karena Kalimati ini merupakan padang yang luas, kemudian kita
melewati turunan yang artinya tanjakan naik segera menanti kita di atas sana.
Kita sudah disambut dengan hutan cemara dan vegetasi lainnya, jalan naik dan
menanjak sudah tidak terelakkan lagi. Pada jalur ini kita disarankan untuk
ekstra hati-hati karena dipinggir jalur ada jurang yang dalam. Benar-benar
pendakian yang keren, selain itu karena persediaan air yang terbatas kita harus
hemat minum. Nah satu lagi nih, yang mau bawain air minum 1 drigen adalah ms
momo, dia rela carriernya digantungin drigen air. Padahal untuk naik pada
setiap tanjakan pada jalur ini sudah beraat banget, sepertinya dia terlihat
agak keberatan dengan beban karena kita tau air yang paling berat. Kita jalan
sedikit demi sedikit, break atur nafas dan lanjut mendaki kembali.
Biasanya
di setiap tanjakan aku didorong ms momo dari belakang, namun untuk jalur ini
tidak karena beban carrier dan air yang dia bawa sudah membuat fisiknya lelah.
Kita sudah melewati hutan sekitar 3 jam, dan Alhamdulillah ada petunjuk tulisan
warna kuning terlihat, dan itu artinya kita sudah sampai di Arcopodo sekitar
jam 16.30. Kita istirahat sebentar, lalu yang cowok segera mengeluarkan
perangkat dome dan mendirikannya.
Hampir
selesai mendirikan dome tiba-tiba ada 2 bule Perancis Louis & Maggs, lalu
kita mengobrol bareng dengan mereka. Ternyata mereka mulai start pendakian dari
Ranu Pani baru tadi pagi jam 7.00 dan jam 17.00 mereka berdua sudah sampai di
Arcopodo, itu benar-benar gila karena mereka mendaki hanya dalam waktu sehari
*wonderfull. Setelah berbincang-bincang lama lalu kita berfoto bersama.
Semua
barang sudah kita tata dan dimasukkan ke dalam dome, lalu kita segera membuat
minuman dan masak. Tiba-tiba gerimis datang dan Alhamdulillah kita sudah berada
di dalam dome. Sambil menikmati susu jahe coklat hangat di bekunya Arcopodo,
malam itu kita menanak nasi, membuat sarden, dan membuat sup mie. Kita makan
dan menjamak sholat di dome. Setelah makan kita segera istirahat karena jam 00.30
kita harus melanjutkan pendakian untuk menuju Puncak Mahameru. Tapi sebelum
tidur aku dan mb Marita buat agar-agar Nutrie Gel buat bekal summit pendakian
besok.
Waktu itu
di Arcopodo hanya ada 2 dome, namun di atas tempat kami ngecamp ada sekelompok
pendaki dan 2 bule Perancis yang memilih untuk ngecamp di atas. Kita bangun jam
00.00 dan kita mendengar bahwa dome sebelah sudah memulai pendakian duluan.
Kita bertujuh prepare dan melihat persediaan air yang terbatas kita membagi
untuk persediaan summit dan untuk masak setelah balik dari puncak. Untuk ke
puncak kita hanya bawa tas daypack, minum 1,5 liter namun gak penuh dibawa
Rifqy, 500 ml dibawa aku, dan 500 ml dibawa Uboed. Manajemen perjalanan pada
summit pendakian ini benar-benar harus ngikutin aturan yang sudah dijelaskan
oleh Uboed. Formasi pendakian tidak boleh berubah, dan harus jaga jarak. Jam
00.30 pagi itu di Arcopodo benar-benar dingin beku dan menusuk-nusuk kita
segera berdoa bersama untuk memulai pendakian.
Kamis,
20-6-13 nafas pertama untuk pendakian summit dimulai, harus lebih ekstra
hati-hati karena dari Arcopodo ke jalur atas disepanjang sisi jalur terdapat
jurang. Namun pada waktu itu kita diterangi dengan cahaya bulan dan ribuan
bintang yang memendarkan sinarnya. Track yang benar-benar capek walaupun kita
sudah tidak membawa carrier, batas vegetasi dengan pasir pun sudah terlihat.
Terlihat cemoro tunggal yang doyong hampir mati, kata Uboed disitulah letak
inmemoriam nya *Soe Hok Gie & Lubis yang oleh pemerintah batu peringatan
itu sudah diambil, kurang tau atas dasar apa batu *inmemoriam itu diambil,
hehe. I think it’s politic.
Cahaya
senterku yang benar-benar kerlip redup berusaha untuk menapaki jejak langkah
Uboed, mencari jejak langkah kakinya, karena medan summit sudah batu dan pasir
dengan kemiringan kurang lebih 600 bahkan bisa lebih. Untuk itu kita
harus benar ekstra hati-hati, jangan sampai menginjak batu bisa-bisa batu yang
kita injak tergelincir jatuh kebawah dan mengenai teman di bwah kita. Karena
persediaan minum kita terbatas untuk minum kita digilir dan hanya untuk
membasahi tenggorokan saja. Sehingga untuk doppling di sepanjang track naik di
pasir aku minum madurasa terus, karena aku yang paling tidak tahan haus.
Melewati
track batu pasir merupakan medan yang paling berat, selain itu kondisi fisik
yang benar-benar sudah lelah dari 3 hari pendakian sebelumnya, sehingga ketika
break kita harus hati-hati dan membalikkan badan baru duduk. Setiap break kita
makan coklat untuk suply energi sambil melihat indahnya cahaya lampu kota di
bawah, selain itu juga melihat kerlip sinar dari milyaran bintang-bintang di
langit, makanya tak jarang kita melihat beberapa bintang jatuh *subhanalloh.
Jam sudah menunjukkan pukul 3.30 itu artinya kita sudah melewati 3 jam
pendakian, namun track batu pasir masih menanjak vertical, sepertinya tidak akan
ada bonus hingga sampai di Puncak Mahameru.
Seperti
pada manajemen pendakian di jalur-jalur sebelumnya lama kita berhenti hanya
berdurasi 1 menit, rada lumayan untuk atur nafas dan menstabilkan denyut nadi.
Uboed dan teman-teman pendakianku lainnya tak henti-hentinya untuk saling
mensupport, berdoa dan saling menguatkan. Pasti bisa, pasti sampai, pasti kuat,
karena masing-masing kekuatan hanya ada pada jiwa masing-masing. Uboed pun
bilang bahwa puncak itu bukanlah tujuan kita, Puncak itu adalah bonus dari
pendakian, berkali-kali kita diingatkan oleh itu. Akhirnya bendera selamat
datang di puncak Mahameru sudah terlihat, dan Uboed kembali bersemangat untuk
memotivasiku. Waktu itu jam 4.20 aku benar-benar sudah capek tingkat nadir
karena aku semakin terharu tidak kuat melihat bendera merah putih itu.
momonway di Puncak para Dewa Mahameru 3.676 m.dpal |
Langsung
tanganku ditarik oleh Uboed hingga sampai di puncak Mahameru *Alhamdulillah ya
Rabb kita bertujuh sampai di puncak tertinggi di Pulau Jawa di ketinggian 3676
m.dpal, tidak kuasa aku langsung sujud syukur menyentuh tanah pasir Mahameru
kita bertujuh menangis syukur. Kemudian kita membuat lingkaran, saling bergandengan
dan menyanyikan lagu syukur. Semakin aku tak kuasa untuk menyanyikannya, hanya
tangisan kebahagian aku bisa sampai di puncak Mahameru. Setelah itu kita saling
bersalaman satu sama lain, kita benar-benar menjadi keluarga dan sahabat di
pendakian itu. Langsung kita sholat subuh berjamaah di Puncak Mahameru diimami
oleh ms Momo. *Alhamdulillah kita semua bisa selamat sampai puncak.
Setelah
sholat subuh berjamaah di puncak, semburat sinar fajar jingga muncul perlahan
dan Alhamdulillah pagi itu sangat cerah sehingga sunrise yang disajikan di
Mahameru sangat wonderfull. Kita benar-benar beruntung *subhanalloh.
Dua bule
perancis sudah sampai duluan dan kita adalah kelompok kedua yang datang pertama
di puncak, tetangga dome sebelah pun baru sampai setelah kita, jadi pas di
track naik tak sengaja kita bisa menyalip mereka.
Keindahan
sunrise di puncak para Dewa Mahameru ini sangat memukau, begitu indah dan sulit
untuk diintepretasikan dengan kata-kata, ya Rabb keagunganmu sungguh sangat
luar biasa, jika bumi ini dan isinya saja begitu indah, bagaimana dengan
keindahan-Mu ya Rabb Engkau yang menciptakannya. Jika kita berada di keindahan
alam, semakin kita didekatkan pada ketauhidan untuk kembali menyebut nama-Nya
*Alhamdulillah.
Jam 5.30
matahari hampir terbit dengan sempurna lalu kita mendengar suara *blungpp
ternyata Semeru meletus dan mengepulkan asap sulfatara yang tebal, lalu
masing-masing kita berfoto bersama dengan background letusan yang menjadi
moment yang keren tentunya. Asap sulfatara ini mengepul naik vertical.
Untuk itu
di puncak Mahameru ini peraturan batas pendaki hanya sampai pukul 10.00 karena
letusan sulfatara semeru jika sudah melebihi pukul 10.00 angin bertiup ke
daerah Mahameru sehingga dapat membahayakan keselamatan para pendaki. Sembari
kita foto-foto jam 6.15 kita mendengar *blengg lagi langsung semua berlarian
untuk berfoto dengan background letusan tersebut, namun letusan kali ini tidak
lebih besar dari letusan awal yang tadi.
Setelah merasa
puas dan tidak akan pernah merasa puas mensyukuri pemandangan di Mahameru jam
7.00 kita foto bersama dan bersiap untuk menuruni puncak Mahameru. *Sedih
sebenarnya untuk menyudahi perjumpaan di puncak ini, namun kita harus segera
turun. Kita baru ingat kalau nutri Gel yang kita bawa belum kita makan nah
sebelum kita turun kita makan masing-masing 2 potong gel *Alhamdulillah.
Untuk
turun selalu lebih mudah, apalagi di track pasir kita seperti meluncur layaknya
main *ice skiting. Kita benar-benar meluncur namun harus tetap ekstra
hati-hati. Tiba-tiba turunlah kabut tebal dan kita harus jaga jarak agar tetap
bisa melihat teman kita. Masih pada track batu pasir dan kita berjumpa dengan
pendaki yang mau naik, enggak bayangin kalau di jam ini masih harus naik dan
terlihat medan menanjaknya. Rata-rata para pendaki yang memulai pendakian
summit dari start Kalimati, rata-rata dari mereka mengurungkan diri untuk tidak
sampai di puncak Mahameru. Sekarang aku tau alasannya mengapa Uboed menyarankan
untuk ngecamp di Arcopodo, karena jika ngecamp di Kalimati untuk start
pendakian summit akan terasa lebih berat. Aku pikir strat summit pendakian dari
Arcopodo saja sudah begitu berat, untuk itu para pendaki yang ingin benar-benar
sampai di puncak Mahameru disarankan untuk ngecampnya di Arcopodo saja, hehe.
Pada saat
kabut tebal kita break sebentar sambil nunggu kabut turun, setelah kabut mulai
menyingkap tipis di jalur track pasir ini kita disajikan pemandangan yang indah
di bawah yakni bukit-bukit Semeru dan
gunung Bromo nan jauh disana namun terlihat jelas. Kita mendokumentasikan
sambil break istirahat.
Jam 8.00
kita sampai di batas vegetasi yaitu di cemoro tunggal tempat inmemoriam Soe Hok
Gie nah disini kita harus ekstra hati-hati dan dipasang bendera kecil-kecil
berwarna kuning. Karena pada jalur turun inilah kita harus mengikutu sisi kiri
karena jika salah akan keliru dan menuju jurang Blank-78, seperti dari
cerita-cerita sebelumnya ada beberapa pendaki yang jatuh pada jalur ini,
*bismillah harus ekstra hati-hati.
Jam 8.15
alhamdulillah kita sampai di Arcopodo. Sesampainya kita segera minum lalu
persiapan untuk masak, kita masak nasi yang dicampur susu cokelat, goreng telur
plus mie, dan sop. Sembari Uboed dan ms Momo masak kita packing dome dan
perlengkapan masing-masing. Setelah semua siap kita makan bersama lalu jam
10.10 kita bersiap untuk melanjutkan perjalanan turun ke Kalimati. Waktu itu
air minum kita sudah benar-benar habis, jadi semakin cepat sampai di Kalimati
semakin bagus.
Untuk
melewati jalur turun ini aku lebih bersemangat, karena untuk turun yang penting
harus bisa rem, siap-siap cari pegangan, fokus dan berdoa. Hutan cemara kita
lewati dengan cepat, dan tibalah kita satu persatu di Kalimati sekitar jam
11.30, langsung Uboed nyari simpenan air mineral yang sengaja kita sembunyikan.
*Alhamdulillah sekali teguk haus dahaga hilang. Sembari menunggu yang lain,
kita duduk-duduk di padang ilalang sambil melihat gundukan pasir gunung Semeru
yang terlihat. *Gak menyangka lihat track pasirnya kita telah berhasil
melewatinya, *benar-benar gak terbayangkan.
Setelah
semua berkumpul, sekitar jam 12.15 kita segera melanjutkan perjalanan dari
Kalimati ke Ranu Kumbolo, berapapun energi yang masih tersisa yang penting
semangat dalam diri harus tetap menyala. Kita berjalan beriringan melewati
jalur yang kadang naik dan kadang harus turun. Karena panas siang hari itu
sangat menyengat kadang aku dan mb Marita lebih memilih untuk break istirahat.
Sepanjang perjalanan kita salip-salipan dengan beberapa pendaki yang juga
turun. Berat carrier masih terasa lama perjalanan sekitar 3 jam, namun di
sepanjang perjalanan melewati rute cemoro kandang ini aku, mb Marita, Uboed,
dan ms Momo kita disibukkan nyari *murbei yang rasanya kecut-kecut, haha.
Lumayan untuk selingan karena stok air minum kita sudah benar-benar habis.
Alhamdulillah
padang Oro-Oro Ombo yang luas sudah terlihat dengan padang lavendernya yang
keunguan. Di sepanjang Oro-Oro Ombo ini aku dan mb Marita memanfaatkan
kesempatan untuk foto-foto lagi, karena kita sudah akan meninggalkannya.
Melewati hamparan bunga lavender ini serasa berada di Eropa, sehingga
berlama-lama di tempat ini pun terasa tidak akan pernah puas. Pada jalur pulang
ini kita memilih untuk melewati jalur naik keatas bukit. Sehingga hamparan ungu
lebih terlihat jelas dibawah sana.
Jam 3.00 kita
hampir sampai di Ranu Kumbolo, sebelum menuruni jalur tanjakan cinta kita
menikmati pemandangan Ranu Kumbolo dari tempat tersebut. Terlihat
berderet-deret warna-warni dome yang sudah berjajar-jajar. Kita break istirahat
sebentar, karena kaki semakin terasa kaku dan memar-memar. Ayuk tinggal
menuruni tanjakan cinta yang super curam dan sampailah kita di Ranu Kumbolo,
minum di danau mendirikan dome, masak lalu menjamak sholat dzuhur dan ashar.
Serta satu hal lagi kita akan mengupas melon dan memakannya *hmmm yummy.
saatnya menuruni tanjakan cinta dan sampai di Ranu Kumbolo kembali #Perjalanan Pulang |
Kamis,
20-6-13 jam 19.00 saatnya kita bermalam kembali untuk kedua kalinya ngecamp di
Ranu Kumbolo yang selalu dingin memesona. Pada malam ini setelah makan, sholat
maghrib dan isyak kita sharing bersama di dome, curhat dan review pendakian
kita yang sudah kita lakukan selama 4 hari. Aku merasa sepertinya malam itu
adalah malam yang paling indah di Ranu Kumbolo, kebersamaan yang tidak akan
pernah tergantikan tentunya. Kita bercanda, saling mengejek dan mereview apa
aja baik itu kekurangan maupun kelebihan
masing-masing. Sepertinya aku tidak ingin malam itu segera berakhir, but
time runaway so fast, huhu.
Malam itu
di Ranu Kumbolo hujan gerimis, dan hari sudah berganti Jumat 21-6-13. Jam 05.00
saatnya bangun pagi sholat subuh dan foto kembali untuk hunting sunrise di Ranu
Kumbolo. Sedangkan yang lain masak, aku, mb marita dan Nanda kita bertiga
berfoto-foto ria. Pagi itu suasana cerah kembali dan aktivitas pagi itu tidak
terlepas dari kegiatan para pendaki untuk melakukan *panggilan alam, hahayy tak
terkecualikan juga diriku, hehe. Maklum sudah hampir 5 hari belum melaksanakan
ritual, *Alhamdulillah lega #ups.
Waktu itu
menu makan pagi kita sangat spesial, nasi, pecel, teri goreng, buah melon, dan
sup. Kita makan bersama-sama dengan plastik sebagai alasnya lalu kita tuang nasi
beserta lauk-lauknya lalu kita pulukkan bertujuh untuk makan bersama-sama.
Sehingga dari aktivitas yang kita lakukan mengundang perhatian para pendaki di
Ranu Kumbolo. Benar-benar sarapan pagi yang nikmat sambil disuguhi keindahan
danau Ranu Kumbolo yang semakin memesona.
Jam 9.00
kita packing dome dan peralatan masing-masing, tiba-tiba ada beberapa orang
yang mengumpulkan sampah-sampah di RaKum mereka menggunakan *kantong putih
besar, dalam hati berbisi *salut juga dengan kegiatan mereka. Ternyata mereka
adalah komunitas pecinta alam yang sedang melakukan kegiatan bersih gunung
*it’s wonderfull.
Jam 10.00
kita foto bersama di Ranu Kumbolo sebagai tanda akhir perpisahan dari
kebersamaan kami bertujuh, *sedihnya. Lalu ketika kita akan meninggalkan RaKum,
ternyata komunitas PA tadi menawarkan sampah-sampahnya untuk dititipkan ke
beberapa pendaki yang mau turun, dan kita mengambil 4 karung sampah untuk
dibawa turun hingga Ranu Pani. Sebagai tanda terimakasih kita diajakin untuk
foto bersama mereka. Senang juga bisa saling membantu ^ ^.
Aku dan mb
Marita gentian membawa satu karung sampah, di sepanjang perjalanan kita ngobrol
gokil membahas sampah RaKum. Keren mana coba yang ngumpulin sampah dibandingkan
dengan yang membawa turun dari Ranu Kumbolo hingga Ranu Pani. Menurutku semua
memiliki tingkat keren masing-masing, yang mengumpulkan juga keren dan yang
membawa turun menurutku lebih keren lagi tentunya. Karena dengan beban carrier
yang sudah berat ditambah kita harus menenteng karung sampah juga.
Sepanjang perjalanan
kembali, kita selalu mengabadikan foto kita dengan sampah yang kita bawa
*maklum harus dengan perjuangan untuk ikut membawanya turun, hehe. Di
perjalanan kita saling salip dengan beberapa kelompok pendaki lain yang juga
turun. Tak jarang juga kita sering berpapasan dengan beberapa pendaki lokal
maupun dari luar negeri. Kata-kata motivasi semangat itu tidak pernah putus.
Pos 4, pos
3, pos 2, pos 1 sudah kita lewati dan waktu telah menunjukkan jam 14.00 itu
artinya kita sudah melakukan 4 jam perjalanan. Wajah capek sudah terpancar dari
mimik masing-masing, semangat-semangat sebentar lagi kita akan segera sampai ke
basecamp Ranu Pani dan Alhamdulillah kita sampai di basecamp Ranu Pani jam
14.30. langsung Uboed laporan, menyerahkan sampah dan membeli pisang goreng panas.
Setelah
laporan, kita diajakin Uboed mampir ke Ranu Regulo, penasaran juga ternyata ada
ranu yang lain, sambil makan pisang goreng kita berjalan menuju danau Regulo
tersebut. Tidak jauh dari basecamp hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan
berjalan kaki santai. Kita foto-foto dan menghabiskan jatah pisang goreng
masing-masing. Jam 15.00 kita segera meniggalkan basecamp Ranu Pani menuju
parkiran lapangan untuk booking jeep menuju Malang.
Sampai di
pasar Tumpang Malang jam 18.00 lalu kita naik bison biru menuju Kidal Malang
untuk bermalam di tempat saudara Uboed. Pagi jam 7.00 kita menuju stasiun kota
Malang, jam 8.00 kita naik kereta bisnis dan kembali ke Jogja dengan selamat.
All of this are my travel story about climbing
Semeru Mountain. Thanks Semeru for everything, you teaches me how to be strong
instantly, and to realize that we have the unlimited and suistainable power to
keep going. Travel writer by Amin fitriyah as momonway ^ ^.
Pengen Ranu Kumbolo.................ouuwooooo bawa aku kesana min....ely
BalasHapusElly: hehe ayo ell, kita buat acara ngecamp MecaRica kesana,,pasti seruu,,heheh... :)
HapusMin foto sunrise nya bagus banget ...
BalasHapusiyaa sunrise Semeru memang bagus banget, alhamdulillah pas enggak berkabut ^ ^
HapusHebat banget min bisa kuat samapai puncak . Rahasia nya apa ? bagi tips nya dong
BalasHapuswaktu pas naik di Kalimati udah nangis-nangis pingin menyerah, terus ada temen yang baik banget narik pakai tali hammouck ke tangan terus ditarik sampai puncak, alhamdulillah akhirnya bisa nyampe puncak Mahameru ^ ^
HapusKeindahan alam, variasi trek pendakian yang memanjakan mata. Ditambah indahnya danau Ranu Kumbolo yang menghilangkan lelah setelah cukup jauh perjalanan. Belum pernah sampai kepuncak, karena cuaca yang kurang mendukung.
BalasHapusTravel Lumajang
iyaa mendaki Semeru butuh energi yang luar biasa, alhamdulillah pernah dikasih kesempatan untuk bisa menyambangi puncaknya, alam selalu memberikan keindahan dan keagungan sang Pencipta ^ ^
Hapus