Setelah
sekian lama hanya lewat wira-wiri di jalan ring-road Yogya-Solo akhirnya waktu
ini aku bisa melewatkan untuk masuk ke Candi Prambanan. Agak aneh memang,
sebagai warga DIY, baru kali ini aku ke Candi Prambanan. Candi yang terkenal legendanya
tentang Bandung Bondowoso dengan Seribu Candi-nya.
Prambanan Temple |
Hari
Kamis, 23 Agustus 2012 masih merupakan hari libur lebaran, sehingga antusiasme
hilir mudik orang untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, termasuk wisata
arkeologi candi Prambanan ini. Harga tiket masuk Rp 30.000 untuk satu orang,
agak mahal memang namun waktu itu untungnya aku hanya diajak jadi Alhamdulillah
ada yang bayarin. Ternyata ada peraturan baru sekarang, yakni pengunjung candi
wajib memakai sarung. Namun karena banyaknya pengunjung wisatawan waktu itu
sehingga kami berempat tidak kebagian sarung, sehingga walaupun telah ada
peraturan namun karena kondisi suatu hal, jadi tidak menaati aturan tersebut, bukan
salah kita kalik ya, he he.
sarung yang wajib dipakai pengunjung candi |
Sebenarnya
kala menikmati tempat wisata lebih indah ketika sedang dikala sepi pengunjung,
namun kami sadar bahwa tempat ini adalah milik semua sehingga untuk
mendokumentasikan moment harus sabar mengantri.
momonway at candi Prambanan |
Ternyata
candi Prambanan ini, menghadap arah timur, dan kami tidak tau arti filosofisnya
apa memang candi Prambanan ini merupakan candi agama Hindu karena dari
ciri-ciri fisiknya atap candi ini meruncing menantang langit.
Waktu
itu terbesit di benakku tentang bagusnya toleransi orang muslim di Indonesia,
aku pikir hari ini merupakan hari lebaran ke-4, masih dalam nuansa syawalan
orang bersilaturahmi, seharusnya orang muslim mengunjungi tempat yang islami,
namun saking indahnya pluralitas di Indonesia, candi Prambanan yang merupakan
peninggalan sejarah agama Hindu, namun sebagian besar pengunjung adalah wanita
berjilbab. Aku pikir itu bukan merupakan masalah, tapi menjadi bukti bagusnya
orang muslim di Indonesia untuk toleransinya, he he.
Diantara
hiruk-pikuknya pengunjung kami berempat menyempatkan untuk foto bersama.
kami berempat |
Relief
candi banyak yang sudah rusak, dan banyak yang direkonstruksi ulang, apalagi
setelah terjadinya gempa 27 Mei 2006 yang mengakibatkan kerusakan parah pada
candi ini. Namun usaha untuk menjaga cagar budaya peninggalan sejarah ini
sepertinya selalu dipelihara oleh pihak pengelola candi walaupun belum
maksimal.
relief candi Prambanan |
Pada
saat kami masuk pintu candi terlihat sudah pukul 4 sore, sehingga kami bisa
menikmati senja di candi Prambanan. Namun tak terasa sepertinya waktu semakin
petang sehingga kami harus bisa memanage waktu agar bisa mengunjungi semua
sudut-sudut candi dengan berkelebat banyaknya pengunjung.
keluar dari kompleks candi |
Candi
Siwa baru direkonstruksi sehingga candi yang paling besar ini masih dikelilingi
jeruji besi jadi tidak dapat diakses dan dimasuki oleh pengunjung, kemudian
segera berjalan menuju pintu keluar candi.
Terlihat
tanda menuju museum dan waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, kemudian kami
berempat bimbang mau masuk museum apa tidak, kemudian penjaga museum mau
menutup pintu, dan menawari kami berempat untuk mau masuk apa tidak, langsung
kami masuk, dan setelah kami masuk, kemudian pintu langsung ditutup. Agaknya
waktu itu kami menjadi pengunjung museum yang terakhir, he he.
Karena waktu sudah
remang-remang, sehingga kami berempat langsung berkeliling cepat dan segera
pulang menuju pintu keluar candi, ternyata capek juga jalan-jalan sore waktu
itu, segera pulang ke rumah.