Selasa, 8-10-2013 kami berangkat ke sekolah
seperti biasa, jam 07.20 kita sudah sampai di kantor. Banyak kegiatan yang kami
sering lakukan di sekolah selain mengajar, yaah untuk menambah kesibukan biar
tidak pernah bosan. Kebetulan hari ini temen kami Joko Seko akan turun ke kota
yaitu untuk keperluan ikut pertandingan bola voli di Malinau mewakili club di Pulau
Sapi dan sekaligus untuk membeli kebutuhan logistik kami yang sudah hampir
habis.
Pak Marthen (Kepala Sekolah kami) tiba-tiba
mengajak untuk pergi mencari ikan, mungkin karena melihat kebosanan di wajah
kami berempat dengan rutinitas itu-itu saja, jadi beliau membuat acara dadakan.
Pak Marthen memiliki hobi memancing dan berburu di hutan, hobi ini merupakan
hobi yang sering dilakukan oleh penduduk setempat di daerah-daerah Long seperti
Long Berang. Kemudian beliau mengajak guru-guru SMP N 1 Mentarang Hulu dan
memanggil beberapa siswa yang memiliki ketinting untuk diajak nyilam mencari
ikan, camping di anras lebih tepatnya.
Siswa SMA kami yang bernama Anrison, dia
memiliki ketinting dan bisa mengoperasikannya, kemudian siswa SMP yang diajak
adalah Alex dan Johan. Rencana kami pergi jam 14.00 siang setelah sepulang
sekolah. Karena belum makan siang, maka kami hanya sempat menggoreng telur dan
makan dengan sambal terasi instant, maklum karena mencari sesuatu yang cepat
untuk dimakan. Setelah selesai solat kita segera prepare untuk menyiapkan
barang bekal yang akan kita bawa. Peralatan tersebut ada gelas, piring, panci,
pisau, ceret, bumbu-bumbu seperti garam, masako, kecap, gula, kopi, minyak
gas/minyak tanah, beras, korek api dan lainnya.
Jam 13.45 empat perahu ketinting sudah diparkir
di pinggir sungai di belakang mes sekolah kami, waktu itu kami segera bersiap
tentunya dengan pakaian pelampung, hehe. Teriakan suara siswa-siswa kami “Bu,
cepetan segera naik ke ketinting !!” ini merupakan perjalanan pertama kami
menaiki ketinting, karena sebelumnya kita untuk menuju Long Berang ini naik
*Long Boat yaitu perahu kayu yang lebih besar dari ketinting.
Saatnya petualangan baru dimulai, setiap
ketinting diisi 4-5 orang berarti ada sekitar 16-20 orang yang ikut mecari ikan
dan perempuan yang ikut hanya 5 orang saja yakni aku, Dwining, Ika, Bu Mari,
dan Bu Lia. Perjalanan kami menuju hilir anras yang kita tuju sangat
menyenangkan sekali, sensasi naik ketinting perjalanan menyusuri sungai yang
jernih dan pemandangan hutan belantara yang hijau, ditambah kami menaiki
ketinting milik siswa kami. Mereka begitu pandai menjadi motorist ketinting dan
juru batu perjalanan. Sembari berfoto ria mendokumentasikan moment juga
menikmati indahnya alam di pedalaman Kalimantan ini.
Perjalanan sekitar 15 menit, tiba-tiba perahu
kami di pinggirkan begitu aja, dan tiba-tiba dua siswa kami langsung terjun ke
air dengan menggunakan senjata penembak ikan. Karena kita diparkir di pinggir
jadi aku dan Dwining hanya duduk diatas ketinting sambil menunggu mereka,
kemudian aku foto-foto, baru sekejap kita berhenti tau-taunya Alex sudah dapat
hasil tangkapan. Begitu keren sekali, mereka adalah penyelam-penyelam hebat di
tengan-tengah deras dan jernihnya sungai di Kalimantan. Kemudian perahu kami
dipinggirkan ke samping menuju anras.
Sambil menunggu anak-anak menyelam, Pak Marthen
dan Pak Forret memancing dan berburu, yang perempuan merebus air dan membuat
kopi. Kemudian menanak nasi dan membakar hasil tangkapan ikan yang pertama.
Ikan yang kami bakar hanya kita bumbui dengan garam dan masak saja, ikan
pertama yang kita bakar namanya adalah ikan Pelian. Agak lumayan besar ikan
ini, sambil menunggu Pak Eko menjala juga, kita yang perempuan ngobrol dan
berfoto-foto di anras. Sekitar jam 16.30 para penyelam sudah kembali datang
dengan hasil tangkapan mereka. Semakin penasaran dengan hasil tangkapannya,
ternyata benar sekali ikan yang diperoleh sangat besar-besar dan jumlahnya
lumayan banyak. Kemudian ikan-ikan itu kita bersihkan dan kita bakar di anras
untuk dimakan secara bersama-sama.
Moment seperti inilah yang aku suka, bisa
berkumpul bersama menyatu dengan masyarakat asli suku Dayak Londayeh, walaupun
kita masing-masing berbeda agama, suku dan bahasa namun kita bisa menyatu
seperti layaknya saudara. Moment kebersamaan yang sangat menyenangkan, kita
ngobrol, bercanda, dan makan bersama
dengan alas daun pisang. Be a great day.
Waktu itu jam udah menunjukkan jam 17.00 namun,
ternyata mereka belum puas mencari ikan, untuk itu para penyelam-penyelam hebat
siswa kami akan melanjutkan kembali mencari ikan. Sedangkan kami ibu-ibu
ditemani Pak Eko Agus kita ngobrol bareng di anras sambil menunggu kepulangan
para penyelam pencari ikan. Jam 21.30 ketinting sudah datang kembali dengan
membawa hasil tangkapan ikan yang cukup banyak untuk itu kami bersiap untuk
kembali ke kampong Long Berang tepatnya di mes sekolah. Waktu itu adalah
pengalaman pertama kami naik ketinting pada malam hari, yang hanya diterangi
oleh lampu senter, menembus jalan sungai di tengahnya gelapnya hutan belantara
Kalimantan, tentunya perjalanan ini menjadi perjalanan yang sangat sensasional
dan mengandung banyak cerita petualangan.
Sesampainya di mes hasil
tangkapan ikan yang diperoleh dibagi ke kami dan kami diberikan 1 ikan baung
dan 2 ikan pelian yang besar-besar, Alhamdulillah bisa untuk lauk esok hari.
Pokoknya petualangan mencari ikan di sungai waktu itu menjadi peristiwa yang luar
biasa bagi kami. Good moment ^ ^.